REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) berniat untuk melakukan penyertaan modal di Bank Muamalat. Peneliti Senior Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah, Universitas Indonesia, Banu Muhammad, rencana bisnis tersebut setidaknya akan memberikan dua dampak positif bagi kedua perusahaan.
Banu mengatakan, Kospin Jasa sebagai koperasi dengan aset terbesar di Indonesia tentu saja memiliki jumlah anggota yang besar. Bank Muamalat sebagai bank yang mengumpulkan dana ritel tentunya akan menjadi lebih mudah dan membantu keberlanjutan usaha Bank Muamalat itu sendiri. Hal itu menjadi manfaat pertama bagi Bank Muamalat dari sisi pendanaan.
"Tentu ini sesuatu yang positif bagi Bank Muamalat dengan adanya keterlibat anggota Kospin Jasa yang banyak itu dalam penyuntikan modal," kata Banu kepada Republika.co.id, Kamis (30/5).
Lebih lanjut, Banu mengatakan, bagi Kospin Jasa, hubungan dengan Bank Muamalat dalam penyuntikan modal dapat dimanfaatkan untuk kerja sama pembiayaan mikro dan UMKM yang berada di bawah naungan Kospin Jasa. Tentunya, adanya kemudahan dari Bank Muamalat sebagai penyalur kredit syariah akan menjadi manfaat bagi para anggota.
"Jadi, dari sisi pendaaan oke, pembiayaan juga oke. Menurut saya tidak ada yang salah jika Kospin Jasa mau menanamkan modalnya di Bank Muamalat," kata Banu menambahkan.
Banu mengatakan, secara ideal, Bank Muamalat membutuhkan suntikan dana segar sebanyak Rp 3 triliun. Hal itu sesuai dengan kondisi Muamalat saat ini yang juga memiliki aset sekitar Rp 60 triliun. Meskipun nantinya, modal yang ditanamkan Kospin Jasa masih di bawah kebutuhan Bank Muamalat, hal itu perlu dipandang secara positif sebagai simbol persatuan elemen-elemen umat. Apalagi, Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia.
Terkait untung rugi berinvestasi di Bank Muamalat bagi Kospin Jasa, Banu menegaskan, hal itu kembali kepada kinerja perbankan. "Secara umum dalam konteks kerja sama melibatkan anggota Kospin Jasa untuk pendanaan positif saja. Tapi, apakah nanti suntikan modal itu akan terasa atau tidak, itu kembali kepada bagaimana manajemen bekerja," ujarnya.
http://bit.ly/2YYSatd
May 30, 2019 at 02:32PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2YYSatd
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment