Sunday, May 26, 2019

Jadikan Ramadhan Ajang Menakar Urusan Dunia

Bersyukurlah bagi umat Islam yang masih bisa menjalankan puasa Ramadhan tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bersyukurlah bagi umat Islam yang masih bisa menjalankan puasa Ramadhan tahun ini. Maka, sudah seharusnya ibadah tersebut dilakukan dengan fokus sekaligus istiqamah. Ustaz Angga Dimas mengatakan, puasa mengajarkan manusia untuk dapat mengukur urusan dunia.

"Bagi orang yang berpuasa, melihat makanan, maka yang terpikir nanti pas buka puasa mau makan es buah, gorengan, sambel kacang, dan lainnya. Sudah berpikir ingin makan ini-itu terus ingin nambah pula. Tapi, ketika azan Maghrib, minum air teh segelas saja sudah kenyang," ujarnya dalam Bazar Amal dan Buka Puasa Bersama Warga Binaan di Rutan Wanita Pondok Bambu Jakarta Timur. Acara itu digelar untuk memperingati Milad 1 Tahun Masjid al-Irsyad al-Islamiyah serta Milad ke-89 Wanita al- Irsyad, pada Kamis (16/5).

Ia menambahkan, setelah kenyang, rencana makan banyak yang dipikirkan sebelumnya pun tidak bisa dilaksanakan. "Itulah dunia," katanya menegaskan. Dunia, kata dia, sering kali menipu kita. Menipu pancaindra sekaligus hawa nafsu kita. Lebih lanjut, Ustaz Angga mencontohkan, wanita terkadang memiliki banyak kemauan dari mulai tas, sepatu, hingga pakaian baru. Padahal, ketika sudah dimiliki, tidak ada yang spesial.

"Maka, jadikan momentum Ramadhan untuk mengukur dunia, mengenali dunia. Tujuannya supaya tidak tertipu lagi," tutur Ustaz Angga.

Dalam surah al- Qa shas ayat 77, Allah berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat keru sak an di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berbuat kerusakan."

Dari ayat tersebut, Ustaz Angga melanjutkan, Allah memerintahkan manusia mengejar apa yang jadi bagian di akhirat. "Kita sering mendengar katanya dunia dan akhirat harus seimbang. Saya tegaskan itu tidak benar karena akhirat dan dunia tidak seimbang, akhirat harus diutamakan dibandingkan mengejar dunia," ujar dia menjelaskan.

Dia memisalkan, kita disuruh membeli gula di warung serta ba tagor bila melihat penjual makan an asal Jawa Barat itu. Maka, bila di jalan tidak bertemu penjual batagor, tidak perlu dicari, yang harus diutamakan adalah mem beli gula. "Kalau misalnya uangnya malah kita utamakan membeli batagor sehingga gulanya tidak terbeli, wajar kalau yang nyuruh marah. Begitu juga dengan dunia dan akhirat. Jika kita terlalu sibuk kejar dunia, Allah akan marah. Jadi, kejarlah akhirat, lalu dunia sekadarnya," kata Ustaz Angga.

Rasulullah SAW pun bersabda, "Hiduplah di dunia ini se akan-akan engkau orang asing atau orang yang sedang lewat." Sama seperti musafir, para Mus lim harus meyakini bahwa hidup di dunia hanya sebentar lalu perjalanan dilanjutkan lagi sehingga mampirnya tidak terlalu lama.

Di depan ratusan warga bina an di Rutan Wanita Pondok Bam bu, Ustaz Angga menegaskan, ja ngan pernah berpikir semua Mus lim akan masuk surga. "Mungkin itu memang sudah dipastikan, tapi ingat kita akan dibersihkan dulu di neraka, dan percayalah ki ta tidak akan sanggup sebab satu harinya di akhirat berbeda dengan di dunia," ujar dia.

Allah berfirman dalam surah al-Hajj ayat 47, "Dan mereka me minta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah se kalikali tidak akan menyalahi janji- Nya. Sesungguhnya satu hari di sisi Tuhanmu seperti seri bu tahun menurut perhitunganmu."

Dengan begitu, manusia tidak akan sanggup lama-lama mena han siksaan akhirat. "Jadi, jangan mau tertipu oleh dunia untuk kedua kalinya. Kalau kata ulama, hanya keledai yang masuk lubang sama dua kali. Jadikan Rama dhan sebagai ajang menakar urus an dunia, sudah 30 hari pua sa masa iya masih tertipu sama dunia," kata Ustaz Angga

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2WpfQJQ
May 26, 2019 at 04:45PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WpfQJQ
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment