REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bulan Ramadhan, tubuh mengalami perubahan pola makan dan tidur. Waktu tidur menjadi lebih pendek karena orang yang berpuasa harus bangun dini hari untuk sahur.
Tak heran jika rasa kurang tidur dan kelelahan pun mendera. Pergeseran fase krono-biologis dapat mengakibatkan orang yang berpuasa merasa lamban, kurang berenergi, dan mudah marah. Padahal, bulan Ramadhan sepatutnya menjadi momentum untuk menjalankan dan meningkatkan ibadah dengan sebaik-baiknya.
Agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan optimal, tubuh perlu tidur yang nyenyak di malam hari. Spesialis kebugaran sekaligus pendiri Amanah Fitness di Kanada, Aminah Khan, menganjurkan tidur berkualitas agar tubuh bisa menyesuaikan diri dengan jadwal tidur yang baru.
Di bulan Ramadhan, kesempatan tidur memang terbatas. Periode yang singkat antara Isya dan Fajar membuat waktu beristirahat pun berkurang.
Celakanya, satu penelitian menemukan bahwa 60 persen Muslim bertahan melek hingga pukul 23.00 selama Ramadhan. Mereka ternyata tetap terjaga untuk bersosialisasi dan menonton.
Padahal, sejatinya waktu Ramadhan adalah kesempatan khusus untuk beribadah dan mencari pengampunan serta mengatur tubuh demi tercapainya kesuksesan spiritual.
Sebagaimana hadist Nabi SAW: "Siapa pun yang berdiri di shalat malam selama bulan Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka semua dosa sebelumnya akan diampuni." (Sahih Muslim)
Aminah yang tengah mengejar gelar PhD dalam psikologi kesehatan pun mengingatkan untuk memprioritaskan ibadah dan tidur ketimbang membuang waktu di malam hari untuk hal yang kurang bermanfaat. Dengan tidur di malam hari, tubuh bisa mengisi ulang energi hingga cukup untuk beraktivitas seharian.
Banyak Muslim yang menyatakan bahwa mereka menggunakan jadwal tidur di malam hari untuk makan atau bersosialisasi. Mereka memilih tidur di siang hari untuk membuat puasa terasa lebih ringan.
Faktanya, memaksa tubuh untuk tetap terjaga di jadwal tidur malam justru akan merusak kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit. Sejumlah penelitian telah memperlihatkan efek negatif dari pengalaman pekerja yang jam kantornya menggunakan siklus tidur malam.
Hal itu disebut bisa meningkatkan risiko kanker tertentu, penyakit jantung, masalah pencernaan, dan obesitas. Aminah pun menyarankan agar selama Ramadhan, Muslim tidak beraktivitas di malam hari.
"Sebaliknya, lebih baik prioritaskan diri untuk beribadah dan menggunakan sisa waktu yang ada di malam hari untuk tidur," ujar Aminah yang telah penghargaan atas karyanya mempromosikan penurunan berat badan dan kebugaran bagi Muslimah di seluruh dunia seperti dikutip dari My Salaam.
http://bit.ly/2J3u1Op
May 07, 2019 at 04:00PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2J3u1Op
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment