REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Ada banyak tantangan untuk berdakwah di negara minoritas muslim seperti Prancis. Ustaz Muhammad Zen, Dai Ambassador Corp Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) Prancis mengatakan jamaah di Prancis sangat unik.
Untuk mengumpulkan jamaah yang banyak hanya waktu tertentu saja seperti berbuka puasa dan khutbah jumat. “Kalau di Indonesia saat ada pengajian atau kajian jumlahnya pasti yang hadir cukup banyak," katadia, melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Selasa(14/5).
Menurutnya, seorang dai tetap harus siap dan ikhlas menyampaikan tausiyah Islam sesuai tuntutunan Allah dan Rasulullah meski yang mendengar hanya satu orang. Muhammad Zen mengaku merasa bersyukur dan senang karena sekarang saat menyampaikan tausiahnya ada perkembangan jumlah jamaah di negara Paris Prancis.
Zen menuturkan, hari pertama kajian jumat tanggal 10 Mei kajian yang diadakan di aula KBRI Paris yang hadir satu orang yaitu Retno. Sosok wanita ini semangat belajar luar biasa. Retno juga tidak hanya ikut kajian di Arraudah namun juga sampai ikut kajian di Nation Paris di rumah Ledya.
Hari kedua yaitu Sabtu (11/5) kajian diadakan di rumah Retno. Jamaah yang hadir bertambah menjadi tiga orang.
"Bertambah jamaah yaitu pak Andang dan Ida," katanya.
Dai ternyata tidak hanya harus menyampaikan materi ceramahnya. Namun dai ambassador Corp Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) Perancis banyak juga belajar tentang perkembangan Islam di Prancis. Menurut Ida, penggerak NGO philantropy perkembangan Islam cukup pesat di Prancis, tercatat kurang lebih pemeluk Agama Islam terbanyak kedua di negara ini.
Kurang lebih saat ini ada 6 juta Muslim dan memiliki 2.000 masjid. Perkembangan lainnya dapat dilihat dari berbagai sisi perkembangan umat islam, jumlah masjid, angka kemiskinan, dan terlaksananya nilai Islam baik dalam hal pinjam meminjam tanpa bunga.
Bahkan ada kebiasaan masyarakat dalam perkebunan yaitu sistem paron atau paroan. Setelah ditelusuri ini adalah kajian ekonomi Islam tentang bagi hasil atau mudarabah, ada kajian muzaraah, mukhabarah dan musaqah.
Menurut Ida sekarang ini ada tren di masyarakat paris mereka mengkonsumsi bahkan mencari obat herbal. Demikian halnya ketika dalam ajaran Islam ada pelarangan mengkonsumsi daging babi ternyata banyak penelitian ahli Prancis yang menjelaskan bahaya atau mudharatnya jika makan daging babi.
"Sehingga warga Prancis pun yang agama bukan Islam mereka mencari makanan yang halal karena menjadi sehat. Demikian halnya perkembangan bank syariah sangat pesat," ujar Ida
http://bit.ly/2WHOJGB
May 15, 2019 at 05:15PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WHOJGB
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment