REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kali ini tidak akan diam mendapati dirinya menjadi target serangan fitnah, dusta, dan makian. Kepala Negara berjanji akan bersikap tegas.
Calon presiden nomor urut satu itu memberikan contoh fitnah yang ditujukan kepadanya. Di antaranya adalah Jokowi PKI, antek asing, akan melarang azan jika menang dalam pemilihan presiden 2019, dan menghapus pelajaran agama. Dia meminta pendukungnya untuk berani melawan kebohongan tersebut.
"Saya sebetulnya sudah diam 4,5 tahun. Difitnah-fitnah, saya diam. Dihujat, saya diam. Tetapi hari ini di Yogya saya sampaikan, saya akan lawan! Ingat sekali lagi, akan saya lawan! Bukan untuk diri saya, tapi ini untuk negara," kata Jokowi dalam acara deklarasi "Alumni Jogja Satukan Indonesia" di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Ia berharap pendukungnya melawan kebohongan yang makin banyak tersebar sebelum 17 April. Waktu pemilihan tinggal 23 hari. Semua pihak diimbaunya untuk berhati-hati menyikapi berbagai isu yang menyebar. Tak hanya di jagat maya, dusta saat ini menyebar dari pintu ke pintu. Hal itu berpotensi memecah belah bangsa.
Masyarakat harus pandai memverifikasi berita sehingga dapat memilah informasi yang benar dan sebaliknya. Dengan informasi yang benar, masyarakat dapat memahami situasi yang sebenarnya dan bersikap secara bijak.
"Hati-hati dengan kabar bohong. Ini cara-cara berpolitik yang tidak beretika dan bertata krama. Oleh sebab itu, saya ajak kita bersatu, rukun, membangun negara ini. Sanggup? Sanggup? Acungkan jempol, acungkan jempol," kata Jokowi menambahkan.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang sudah terbukti berhasil memajukan perekonomian. Di bawah kepemimpinan sosok tersebut, pembangunan akan berlanjut sehingga masyarakat kelak akan menikmati kesejahteraan.
Kemenangan 70 persen
Jokowi menargetkan kemenangan 70 persen di wilayah Yogyakarta dalam pilpres 2019. Dia menyampaikan hal itu di Panggung Jempol yang berhadapan dengan sekitar 30 ribu orang yang memenuhi Stadion Kridosono untuk menyatakan dukungan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sejumlah tokoh juga hadir di lokasi tersebut seperti Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Mulyono. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta sejumlah budayawan dan cendekiawan, seperti Slamet Rahardjo, Hanung Bramantyo, Djadjuk Ferianto, maupun Yenni Wahid, juga hadir di sana.
"Saya kalau memberi angka realistis, lewat kalkulasi-kalkulasi, lewat perhitungan-perhitungan. Tapi, ini perlu kerja keras. Waktu kita 24 hari lagi," ungkap Jokowi.
Jokowi pun meminta pendukungnya mengajak orang sebanyak-banyaknya ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April 2019. Keluarga, handai tolan, hingga tetangga harus diajak ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.
Tidak ketinggalan Jokowi juga mengampanyekan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bagi anak-anak usia sekolah agar dapat berkuliah di universitas. Anak-anak tersebut kelak akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat memajukan ekonomi bangsa.
Dengan ekonomi yang maju, kondisi negara akan makin baik. Peringkat Indonesia akan meningkat menjadi negara maju. Ada tiga masalah di Tanah Air, yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, dan reformasi struktural di lembaga.
“Kalau sudah dapat diatasi, kita akan melompat jadi negara berpendapatan maju. Saudara-saudara sanggup melakukan itu?\" tanya Jokowi yang disambut dengan kesanggupan dari pendukungnya.
Selain menyampaikan deklarasi, acara tersebut juga disemarakkan musisi Juki Kill the DJ, orkestra gamelan Djaduk Ferianto, musisi Sri Krishna, kelompok musik legendaris God Bless yang dimotori oleh Ahmad Albar, Ian Antono, dan musikus lainnya.
(antara ed: erdy nasrul)
https://ift.tt/2urEAkW
March 24, 2019 at 06:07AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2urEAkW
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment