REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah telah menyiapkan strategi untuk menghadapi era disrupsi. Era disrupsi ini terjadi ditunjukkan dengan perubahan yang cukup cepat dan mengganggu eksisting bisnis.
Disrupsi bukan hanya mengubah cara berbisnis melainkan fundamental bisnis. Untuk perbankan salah satu disrupsi ditunjukkan dengan mulai bermunculan perusahaan keuangan digital atau fintech yang mulai menggerus fungsi bank.
Untuk menghadapi era disrupsi ini, BNI Syariah mengoptimalkan pengembangan digital.
Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto mengatakan dari sisi pengembangan digital, BNI Syariah terus bertransformasi untuk memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat.
“Dengan dukungan teknologi dan jaringan BNI Incorporated, BNI Syariah siap memberikan layanan yang terbaik,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (23/3).
Selain itu, secara umum untuk menghadapi era disrupsi, BNI Syariah terus melakukan adaptasi dan kolaborasi. Bank juga melakukan transformasi baik dari sisi SDM maupun infrastruktur baik perangkat lunak dan perangkat keras.
Pada tahun ini, BNI Syariah menekankan pengembangan digital untuk ekosistem halal. Digitalisasi halal ekosistem dilakukan dengan beberapa langkah strategis.
Selain itu, BNI Syariah tergabung sebagai anggota AFSI (Asosiasi Fintech Syariah Indonesia) sekaligus mensupport kebutuhan penggunaan fitur-fitur payment atau transfer bank yang digunakan oleh para startup atau fintech untuk mendukung pengembangan ekosistem halal syariah.
Dengan strategi tersebut diharapkan bank bisa mengantisipasi risiko disrupsi yang berpotensi menyebabkan kemunduran bisnis.
“Kami terus meningkatkan kualitas layanan seperti himbauan shalat tepat waktu di seluruh kantor cabang BNI Syariah dan menghapuskan sistem denda,” ucapnya.
https://ift.tt/2upT4Sn
March 24, 2019 at 06:07AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2upT4Sn
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment