Sunday, November 25, 2018

Gibraltar di Pusaran Brexit, Inggris atau Uni Eropa?

Secara fisik Gibraltar merupakan bagian dari daratan Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Proses hengkangnya Inggris dari Uni Eropa atau dikenal dengan istilah British Exit (Brexit) diwarnai perselisihan terkait Gibraltar. Wilayah yang berbatasan dengan Spanyol itu diketahui telah menjadi bagian dari teritoral luar negeri Inggris selama 300 tahun.

Secara fisik Gibraltar merupakan bagian dari daratan Eropa dengan ikatan yang dalam dengan Spanyol. Madrid diketahui telah mempertanyakan dasar hukum klaim Inggris atas Gibraltar yang diserahkan melalui Perjanjian Utrecht tahun 1713. Perjanjian tersebut sekaligus mengakhiri Perang Suksesi Spanyol.

Namun Inggris kerap menyatakan akan membela warga Gibraltar dari klaim Spanyol atas kedaulatan wilayah tersebut. Hal itu diperkuat dengan hasil referendum tahun 2002. Dalam referendum tersebut, 98 persen masyarakat Gibraltar enggan bila Spanyol dan Inggris berbagi kedaulatan atas wilayah mereka.

Seperti dikutip laman Bloomberg, secara ekonomi, Gibraltar memiliki peran cukup penting bagi Spanyol. Lebih dari setengah dari 27 ribu pekerjaan di Gibraltar diisi oleh pekerja yang tinggal di daerah sekitarnya atau dikenal sebagai Campo de Gibraltar.

Baca juga, Uni Eropa dan Inggris Sepakati Isi Draft Brexit.

Dengan demikian, tak sedikit dari warga Spanyol yang tinggal di kota-kota perbatasan bekerja atau mencari nafkah di Gibraltar. Tingkat pengangguran di kota-kota tersebut diketahui mencapai dua kali lipat dari tingkat pengangguran nasional Spanyol.

Perekonomian di Gibraltar ersandar pada sektor jasa, seperti pelayaran, keuangan, pariwisata, dan perjudian. Dari sektor-sektor tersebut, Gibraltar dapat menghasilkan 2,9 miliar dolar per tahun.

Protokol Gibraltar tercakup dalam draf Brexit yang disepakati Maret 2017. Protokol tersebut bertujuan mengatasi hubungan masa depan antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan Spanyol pada beberapa masalah terkait Gibraltar, antara lain hak warga negara, perpajakan, serta kerja sama polisi dan bea cukai.

Untuk tujuan tersebut, protokol menciptakan tiga komite bilateral mengenai masalah keamanan, tenaga kerja, serta perikanan dan lingkungan. Ketiganya harus melapor ke komite khusus yang terdiri dari perwakilan Inggris dan Uni Eropa yang akan membahas kemungkinan perbedaan.

Kesepakatan itu juga menyatakan, walaupun tak begitu spesifik, bahwa kedua negara akan berkolaborasi dalam masalah pajak dan akan memerangi tindak penipuan, pencucian uang, dan penyelundupan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pasar tembakau gelap berlangsung di wilayah antara Spanyol dan Gibraltar. Di sana harga rokok lebih murah 40 persen.

Dalam draf negosiasi Brexit dinyatakan pula bahwa tidak ada kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris yang dapat diterapkan ke wilayah Gibraltar tanpa perjanjian antara Kerajaan Spanyol dan Kerajaan Inggris.

Pernyataan itu menyiratkan bahwa perjanjian apa pun, seperti layanan keuangan dan asuransi antara Uni Eropa dan Inggris, akan berlaku di Gibraltar hanya jika Spanyol menyetujuinya.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Shancez, pada Jumat (23/11), sempat mengatakan tidak akan menghadiri pertemuan pemimpin Eropa di Brussels, Belegia, pada Ahad (25/11), untuk memberikan suara pada rancangan kesepakatan Brexit. Spanyol mengancam akan memveto kesepakatan Brexit jika pendapat dan keberatannya terkait Gibraltar diabaikan.

Namun setelah putaran konsultasi di berbagai tingkat, Sanchez mengumumkan akan mencabut veto terhadap kesepakatan Brexit jika telah mencapai kesepakatan mengenai Gibraltar.

"Eropa dan Inggris telah menyetujui persyaratan yang ditetapkan Spanyol. Oleh karena itu, sebagai akibatnya, Spanyol akan mencabut veto dan memberikan suara besok (Ahad) untuk (kesepakatan tentang) Brexit," kata Sanchez pada Sabtu.

Inggris dan Uni Eropa sudah menyepakati teks draft yang mengatur tentang hubungan ekonomi kedua belah pihak pasca-Brexit. Dewan Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengatakan hal ini membuka jalan pertemuan antara pemimpin Eropa untuk mendorong kesepakatan Brexit.

Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019. Para diplomat Eropa sedang mencoba untuk menyelesaikan sentuhan akhir pada kesepakatan perpisahan ini dan garis besar yang menyertainya. Sehingga para pemimpin Eropa menyahkan kesepakatan tersebut pada pertemuan Ahad (25/11) ini.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2DHMSuV
November 25, 2018 at 10:11PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2DHMSuV
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment