
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir merasa wajar bila Jokowi akhirnya melontarkan diksi keras terhadap lawan politiknya. Menurutnya, pernyataan Jokowi keluar karena sudah gerah dengan kondisi politik terkini.
Diketahui, Jokowi menyampaikan sejumlah diksi keras seperti tabok, sontoloyo, genderuwo guna menanggapi lawan politiknya. Erick membantah bila Jokowi disebut memanasi suasana dengan mengucapkan diksi itu.
"Kalau dibilang 'kompor' ya gimana ya, orang yang sabar dituduh PKI. Dan masyarakat cukup percaya sembilan juta. Masa didiamkan? Kasihan gitu," katanya pada wartawan usai kegiatan diskusi, Selasa (27/11).
Erick merasa wajar saat Jokowi berontak atas tuduhan yang selama ini menyanderanya. Ia mengibaratkan hewan saja melawan bila diperlakukan tidak baik, terlebih lagi manusia.
"Mohon maaf nih, istilah semut. Semut itu kecil, diinjak saja gigit loh. Apalagi manusia. Saya rasa wajar, wajar. Dan ini bukan beliau mau jadi suka marah-marah, beliau menyampaikan. Kan cara menyampaikannya beliau sabar," ujarnya.
Ia menganggap Jokowi sudah cukup bersabar atas segala tuduhan yang diarahkan. Ia membantah bila Jokowi disebut menggunakan gaya politik menyerang.
"Beliau tidak menyerang. Beliau hanya menyampaikan isi hati beliau. Bahwa ya kalau dizalimi ya pasti menjawab dong," ucapnya.
Presiden Jokowi sebelumnya, memperingatkan, bahwa penyebar fitnah dan atau berita bohong akan diproses secara hukum. "Jadi hati-hati memfitnah, membuat hoaks, hati-hati," katanya kepada media di Bandara Radin Inten II pada Sabtu malam (25/11).
Presiden dalam beberapa acara mengemukakan kepada warga bahwa dia menghadapi fitnah menyusul peredaran gambar rekaan yang menampilkan sosok menyerupai dia berdiri di depan mimbar tempat DN Aidit berpidato dalam kampanye PKI. Ia menegaskan bahwa akan ada proses hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dengan penyebaran fitnah dan kabar bohong tersebut.
Pada 15 Oktober 2018, polisi menangkap pemilik akun media sosial Instagram @sr23_official bernama Jundi (27 tahun) di kediamannya Kecamatan Lueng Bata, Provinsi Aceh, dalam perkara itu. Jundi diketahui memproduksi serta menyebarkan hoaks serta ujaran kebencian, dan beberapa kali menggunggah tuduhan bahwa Presiden Joko Widodo adalah pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Itu yang namanya menabok ya itu. Menabok dengan proses hukum," kata Jokowi menanggapi penangkapan tersangka penyebar gambar-gambar hoaks terkait dia.
https://ift.tt/2r6g6Mv
November 27, 2018 at 07:19PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2r6g6Mv
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment