REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban meninggal akibat tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho hingga hari ini, Senin (31/12) jumlah korban meninggal mencapai 437 orang.
"Sebanyak 426 jenazah sudah dimakamkan, sedangkan sembilan jenazah belum teridentifikasi," kata Sutopo dalam jumpa pers di Graha BNPB, Senin (31/12).
Sutopo mengatakan tim pencarian dan pertolongan gabungan masih terus melakukan pencarian karena belum semua korban ditemukan. Selain korban meninggal, 16 orang juga dilaporkan masih hilang, sementara 14.059 orang lainnya mengalami luka-luka dan 33.721 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.
"Masih banyak korban luka di rumah sakit. Masih banyak juga pengungsi yang perlu bantuan. Pengiriman bantuan terkendala jalan yang berlumpur," jelasnya.
Tentang jumlah pengungsi, Sutopo mengatakan memang kerap mengalami naik turun. Saat siang hari jumlah pengungsi menurun karena masyarakat tetap bekerja atau ke rumahnya, sementara saat malam kembali ke pengungsian.
Sementara itu, tsunami di Selat Sunda juga menyebabkan sejumlah kerusakan terhadap sejumlah sarana dan prasarana, yaitu 2.752 rumah, 92 penginapan dan warung, 510 perahu dan kapal dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Tsunami Selat Sunda terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12). Lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung.
http://bit.ly/2TjXwfQ
December 31, 2018 at 04:02PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2TjXwfQ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment