REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Agus Fitriawan
Mengevaluasi diri, yang dalam bahasa Arabnya muhasabah, perlu kita lakukan setiap saat. Lebih-lebih di saat pergantian tahun seperti sekarang ini. Kita tidak boleh bertindak abai dan lengah dalam bermuhasabah diri. Dengan demikian, kita lebih tahu diri dan tidak telanjur berlarut-larut membuat kesalahan yang menim bulkan penyesalan di kemudian hari.
Evaluasi diri harus secepatnya dilakukan dengan mengadakan suatu perhitungan terhadap tingkah laku kita selama ini. Sebagaimana Umar bin Khattab pernah berkata: Perhitungkanlah dirimu sebelum kamu diperhitungkan oleh Allah dan timbanglah dahulu amalannya sebelum ditimbang di hari kiamat.
Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin, orang yang beragama ibarat seorang pedagang yang memperhitungkan harta perniagaannya. Modal pokoknya adalah amalanamalan wajib, keuntungannya adalah amalan-amalan sunah, adapun kerugian-kerugiannya adalah perbuatan maksiat yang dilarang agama.
Pertama-tama, hendaklah dibuat perhitungan tentang ibadah wajib. Jika ibadah wajib telah dikerjakan maka bersyukurlah kepada Allah dan semoga untuk selanjutnya kita tetap senang berbuat dan beribadah wajib dengan meningkatkan mutu dan kualitas ibadah tersebut.
Namun, apabila merasa kek urang an dalam beribadah wajib, hendaklah kekurangan tersebut kita tutupi dengan memperbanyak menunaik an ibadah-ibadah sunah. Tidak hanya sebagai penutup keku rangan dalam mengerjakan ibadah wajib, tetapi juga sebagai bekal dan keuntungan kita kelak di kemudian hari.
Kemudian, apabila kita merasakan berbuat kemaksiatan maka bersegeralah bertobat kepada Allah dengan penyesalan mendalam dan bertekad tidak akan mengulangi perbuatan maksiat tersebut selamalamanya. Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu menutupi kesalahankesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS at- Tahrim [66]: 8)
Kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita bersihkan akidah dan akhlak kita dari berbagai ucapan, sikap, dan per buatan yang menjurus kepada kemaksiatan dan kemusyrikan kepada-Nya.
Dengan begitu, apa yang kita harapkan dari sisi-Nya cepat atau lambat akan terwujud, sesuai dengan permohonan kita setiap saat, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka. (QS al-Baqarah [2]: 201). Wallahua'lam.
http://bit.ly/2GPDnNr
December 31, 2018 at 05:04PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GPDnNr
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment