REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Panglima Marsekal TNI, Hadi Tjahjanto mengajak masyarakat Indonesia untuk saling merajut satu kebangsaan. Seluruh elemen bangsa harus bersatu dalam satu Nusantara. Ini penting mengingat Indonesia memiliki luasan yang begitu besar.
"Oleh karena itu, jangan sampai ada negara lain yang memecahkan Indonesia. Kalau ada, maka nyawa dan darah taruhannya," kata Hadi saat menghadiri peluncuran "Gerakan Sambung Roso Sambung Oyot Nusantara" di Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Uniq Nusantara,Dampit, Kabupaten Malang, Ahad malam (30/12).
Hadi mendorong masyarakat terutama warga ponpes untuk terus belajar. Apalagi saat ini dunia termasuk Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Belum lagi mayoritas warga Indonesia merupakan pengguna gawai dan media sosial.
Dengan adanya era tersebut, maka ancaman apapun terasa dekat. Akibat perkembangan teknologi, akan banyak ancaman siber dan penyakit yang muncul di lapangan.
Hadi menyontohkan, Indonesia sempat terjangkit virus penyakit difteri. Kemudian adapula penyakit campak di Papua. Situasi-situasi ini, kata dia, tidak boleh didiamkan begitu saja.
Hadi berpendapat, penyakit itu pada dasarnya dapat datang secara alami dan dibuat oleh manusia. Karena muncul penyakit ini, maka disiapkan vaksin yang harganya begitu mahal. "Itu siapa yang buat? (Apa ada pihak) Berkepentingan untuk ambil sesuatu (di sini)? Apa kita gini (diam) saja?" tegasnya.
Menurut Hadi, masyarakat memang sudah seharusnya belajar membendung segala ancaman yang muncul di kehidupan. Dorongan ini termasuk untuk ponpes-ponpes selaku tempat menimba ilmu dunia dan akhirat.
http://bit.ly/2St5545
December 31, 2018 at 03:35PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2St5545
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment