Wednesday, January 23, 2019

Benih Padi Baroma Siap Diproduksi dalam Skala Besar

Beras basmati selama ini dikenal sebagai komoditas aromatik asal India.

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Kementerian Pertanian, dalam waktu dekat akan segera melepas benih padi varietas basmati beraroma (Baroma). Varietas yang telah dirakit di Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) Sukamandi, Subang ini, tinggal menunggu payung hukum untuk diproduksi dalam skala besar. 

Kepala BB Padi Sukamandi, Priatna Sasmita, mengatakan, selangkah lagi varietas Baroma siap meramaikan perbenihan padi nasional. Dengan begitu, beras tipe basmati yang aslina dari bagian utara India dan Pakistan ini, bisa diproduksi secara massal. Bahkan, didorong menjadi komoditas unggulan untuk pasar ekspor.

"Tinggal menunggu penandatanganan SK oleh pak menteri. Jadi, tahapannya tinggal selangkah lagi," ujar Priatna, kepada Republika.co.id, Rabu (23/1).

Priatna menjelaskan, keberadaan beras basmati atau di Indonesia akan menjadi varietas Baroma ini, sangat digemari di kalangan menengah ke atas. Setiap hari, permintaannya mengalami kenaikan. Sehingga, pemerintah terpaksa harus mengekspor beras ini dari negara asalnya.

Tapi, kondisi tersebut terjadi selama 10 tahun silam. Mengingat, sejak adanya permintaan mengenai beras basmati ini, pemerintah berupaya untuk meminimalisasi impor beras. Salah satu upayanya, dengan meneliti varietas basmati ini untuk dijadikan benih lokal khas Indonesia.

Karena itu, Kementan melalui BB Padi, merakit varietas padi khusus tersebut. Perakitan padi unggul ini, telah dilakukan selama 10 tahun terakhir. Dengan menggunakan plasma nutfah yang ada, dan telah menghasilkan sejumlah rekombinasi persilangan yang potensial, maka dihasilkan galur-galur harapan.

Bahkan, galur yang dihasilkan ini setara atau lebih tinggi dari padi tipe basmati asal India dan Pakistan tersebut. Pemuliaan beras ini, menggunakan metode seleksi pedigree, bulk, dan seleksi silang berulang.

"Hasilnya, diperoleh galur  dan dua di antaranya galur harapan yang mempunyai sifat agronomis seperti basmati. Tetapi, bisa beradaptasi bagus di eksosistem Indonesia yang mayoritas dataran rendah," ujar Priatna.

Varietas baroma ini, lanjutnya, telah siap untuk diproduksi dalam skala besar. Namun, sebelum menuju kesana, varietas ini diuji melalui sidang penilaian pelepasan varietas, yang telah dilaksanakan di Bogor.

Sementara itu, Pemulia padi tipe Basmati, Heni Safitri, mengaku, beras basmati selama ini dikenal sebagai komoditas aromatik asal India. Dengan memiliki tekstur khas, yang hanya bisa dibudidayakam di dataran tinggi. Tetapi, dengan terobosan baru, pemulia di BB Padi Sukamandi mampu merakit beras ini menjadi varietas unggul baru.

"Beras basmati kita atau namanya Baroma, akan dibudidayakan di dataran rendah. Tekstur nasinya agak pera, dan ukurannya lebih panjang 1,5 sampai dua kali dari panjang beras lokal biasa," ujar Heni.

Keunggulan lainnya, lanjut Heni, potensial hasil dari beras Baroma ini bisa mencapai 9,1 ton per hektar. Lalu, mempunyai indeks glikemik yang relatif rendah. Serta, kadar amilosnya cukup tinggi sekitar 26 persen. Serta, yang terpenting beras ini akan mengeluarkam aroma khas yang harum.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2sExQPS
January 23, 2019 at 08:45PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2sExQPS
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment