REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kuantitas guguran awan panas yang dikeluarkan Gunung Merapi kembali mengalami penurunan pada Mei 2019. Selama tiga pekan terakhir, cuma ada tiga kali guguran awan panas yang terjadi.
Hal itu bisa dilihat dari catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Utamanya, untuk periode pengataman sepanjang 1-28 Mei 2019 siang.
Guguran awan panas pertama dimuntahkan pada 14 Mei dengan jarak luncur 1.200 meter. Lalu, 17 Mei 2019 dengan jarak luncur 850 meter dan 20 Mei 2019 dengan jarak luncur 1.100 meter.
Sebagian besar guguran awan panas yang terjadi masih mengarah ke hulu Kali Gendol. Jumlah itu tentu mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan pengamatan April.
Sebab, sepanjang April atau periode yang sama ada 18 kali guguran awan panas yang terjadi. Bahkan, jika dibandingkan pekan terakhir Maret yang catatkan 11 kali guguran awan panas.
Selain itu, ada penurunan jarak luncur guguran awan panas pada Mei. Pasalnya, jarak luncur terjauhnya 1.200 meter dan masih ada guguran yang berjarak luncur di bawah 1.000 meter.
Sedangkan, sepanjang April, rata-rata jarak luncur guguran awan panas berada di atas 1.000 meter. Bahkan, sempat mencatatkan jarak luncur terjauh sampai 1.450 meter pada 17 April 2019.
Meski begitu, Gunung Merapi memuntahkan 122 guguran lava pijar selama tiga pekan terakhir. Hampir setiap hari ada guguran lava pijar yang terjadi, kecuali 2,9 dan 27 Mei 2019.
Untuk itu, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, masih merekomendasikan radius tiga kilometer dari puncak agar tidak ada aktivitas manusia. Kecuali, penyelidikan BPPTKG atau mitigasi bencana BPBD.
"Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak, dan agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi," kata Hanik, Selasa (28/5).
Pada Selasa (28/5) siang, secara meterologi cuaca Gunung Merapi cukup cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan, dan barat daya dan barat.
Suhu udara berkisar 20.8-29 derajat celcius, dengan kelembaban udara 22-74 persen. Sedangkan, tekanan udara sekitar puncak Gunung Merapi berkisar 567.6-708 milimeter merkuri.
Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas, dengan kabut 0-I, hingga kabut 0-III. Sedangkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan tinggi 20 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, terjadi delapan guguran dengan amplitudo 3-55 milimeter dan durasi 25.105 detik. Terjadi pula satu gempa fase banyak dengan amplitudo tiga milimeter berdurasi tiga detik.
http://bit.ly/2JLMYpc
May 28, 2019 at 06:46PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2JLMYpc
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment