Monday, May 6, 2019

Tantangan Puasa bagi Penderita Asam Lambung

Penderita asam lambung umumnya mengalami GERD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan puasa tiba, umat Muslim menyambutnya dengan suka cita. Tapi tidak bagi penderita masalah asam lambung. Bulan Ramadhan sering kali menjadi tantangan bagi mereka. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), penyakit yang disebabkan oleh asam lambung yang naik ke kerongkongan, merupakan salah satu permasalahan yang umumnya muncul pada penderita asam lambung.

Puasa Ramadan yang mewajibkan adanya jeda 12 hingga 13 jam di antara waktu makan dapat memicu atau memperburuk penyakit ini. GERD akan muncul terutama jika tidak diikuti oleh pola makan dan gaya hidup sehat.

“Orang yang berpuasa membutuhkan pola makan seimbang dengan nutrisi yang tepat, terlebih jika mereka memiliki masalah asam lambung,” ujar Head of Personal Health Philips Indonesia Yongky Sentosa dalam keterangan tertulis yang diterima Republika pada Senin (6/5).

 

GERD dapat ditandai dengan adanya sensasi terbakar atau nyeri pada bagian atas perut atau dada yang disebut juga dengan heartburn. Gejala lain yang mungkin muncul pada penderita GERD adalah mual, kembung, sakit saat menelan, mulut terasa asam, dan rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Faktor utama yang menjadi risiko penyakit GERD adalah pola makan, manajemen stres, dan pola tidur yang tidak tepat.

“Berbagai penelitian menjelaskan berpuasa dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan teratur. Penderita GERD yang berpuasa dapat menurunkan gejala GERD mereka, selama dilakukan dengan benar dan tidak makan berlebihan saat berbuka puasa. Berpuasa dengan cara-cara yang benar akan membantu mengatasi GERD,” ujar ahli nutrisi Rita Ramayulis.

Wanita yang juga Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association ini menjelaskan makanan yang dikonsumsi penderita GERD harus mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Akan  tetapi juga tidak menstimulasi naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Makanan yang disarankan untuk penderita GERD adalah makanan yang mudah dicerna, tidak mengandung gas, atau lemak yang tinggi. Pengolahan makanan diutamakan dengan cara direbus, dikukus, ditumis, dan menggunakan santan encer. 

Jenis makanan tertentu dapat meningkatkan jumlah asam dalam lambung yang menimbulkan gangguan lambung dan gejala GERD lainnya. Meskipun makanan pemicu munculnya GERD berbeda pada setiap orang, terdapat beberapa kategori makanan yang dapat dihindari untuk mencegah kambuhnya penyakit.

Makanan yang harus dihindari penderita GERD contohnya makanan yang mengandung gas, kadar gula tinggi, dan makanan pedas. Makanan yang tinggi serat, lemak, dan makanan yang sulit dicerna juga harus dikurangi karena dapat membuat kerja lambung lebih berat. 

Secara umum prinsip pembagian makanan untuk penderita GERD adalah porsi kecil dan tidak boleh mengonsumsi makanan sekaligus dalam jumlah besar. Selama berpuasa, konsumsi makanan dibagi menjadi empat kali waktu makan yaitu sahur, berbuka, makan malam, dan camilan malam.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Jm5L9p
May 06, 2019 at 07:20PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Jm5L9p
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment