REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah, beberapa pengobatan yang dipraktikkan nabi sebenarnya merupakan peninggalan masyarakat tradisional pada masa silam. Ketika Rasulullah diutus, metode pengobatan tersebut berkembang dengan petunjuk dari wahyu Allah.
Maka, dihapuslah beberapa pengobatan jahiliah yang mengandung kesyirikan. Adapun pengobatan yang tak melanggar syariat dan dibenarkan wahyu, dipraktikkan oleh Rasulullah.
Jenis pengobatan yang merupakan warisan masa lalu di antaranya bekam. Pengobatan ini telah lama dipraktikkan bangsa-bansa dunia. Sejak 4000 sebelum masehi, bangsa Sumeria di Babilonia (Irak) telah mengenal bekam untuk mengobati para raja.
Pada 3000 sebelum Masehi, bangsa Persia pun mengembangkan pengobatan bekam. Kemudian pada 2500 sebelum Masehi, bangsa Cina pun mempraktikkan bekam dengan mengandalkan titik akupuntur.
Mesir era Fir'aun sekitar 1200 sebelum masehi pun telah mengenal bekam sebagai pengobatan. Bahkan, pada era Nabi Yusuf, umatnya terkenal sangat mahir melakukan bekam.
Bangsa Mesir pun mengembangkan dengan memahami titik-titik tubuh yang perlu dikeluarkan darahnya. Pembelajaran titik-titik tersebut terus berkembang di Mesir hingga kemudian diadopsi oleh Yunani dan Romawi.
Pada m sa Rasulullah, bekam pun menjadi pengobatan bahkan kebiasaan Rasul dan para sahabat. Pengobatan ini terus dikembangkan seiring perkembangan dunia Islam. Bahkan, pada masa Umayyah, bekam menjadi pengobatan yang paling maju.
Thibbun nabawi yang diajarkan Rasulullah disebut-sebut sebagai pemersatu pengobatan tradisonal dan modern kala itu. Tak heran pada kemudian hari, thibbun nabawi menjadi titik mula berkembangnya ilmu kedokteran.
Dalam sejarah Islam, lahir kemudian dokter-dokter Muslim seperti Ibnu Sina yang kemudian menjadi acuan pengobatan modern yang terus berkembang hingga kini di seluruh dunia.
https://ift.tt/2Bpjw2W
November 22, 2018 at 10:04PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Bpjw2W
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment