REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya meyakini wisata di Selat Sunda akan bangkit kembali pascatsunami yang melanda. Terdapat tiga strategi pemulihan destinasi pariwisata yang terkena dampak pasca tsunami.
Pertama, pemulihan dari sisi sumber daya manusia (SDM) atau kelembagaan, lalu pemulihan destinasi dan yang terakhir adalah pemasaran. Strategi pemulihan dilakukan setelah masa tanggap darurat selama 14 hari.
Tiap strategi dilakukan melalui kegiatan berbeda. "Pertama, kita pulihkan adalah SDM dan kelembagaannya melalui kegiatan trauma healing untuk masyarakat yang berdomisili dan berusaha di destinasi wisata, termasuk para pekerja di sektor industri pariwisata, seperti pegawai-pegawai hotel, komunitas dan Industri pariwisata itu sendiri," ujar Arief dalam siaran pers, Kamis (27/12).
Bagi industri pariwisata, Arief yakin, mereka akan kesulitan dalam membayar cicilan, atau tagihan listrik dan air. Untuk itu, Kemenpar akan meminta kepada pihak terkait untuk memberi relaksasi di bidang keuangan, termasuk cicilan ke bank. Hal ini juga yang dilakukan pemerintah pascabencana alam di Lombok beberapa waktu lalu.
Yang kedua, pemulihan pemasaran. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk berwisata ke pesisir Selat Sunda, terutama ke Pandeglang dan Serang.
Arief menuturkan, hal pertama yang dilakukan adalah membuat event-event pemerintah di sini. Ia sebagai Menteri Pariwisata mengundang seluruh Kementerian dan Lembaga untuk mengadakan event-event di sini. "Dan Kemenpar yang akan memulai pertama kali pada awal Januari mendatang, untuk menggelar rapat koordinasi pemulihan pasca Tsunami, lokasinya di salah satu hotel tidak terdampak di kawasan Anyer," katanya.
Arief juga berharap masa pemulihan sendiri akan berlangsung tiga bulan untuk kembali normal. Sebab, bila melebihi tiga bulan, pelaku industri sulit untuk bertahan kembali. Kondisi ini ini juga yang terjadi setelah kejadian erupsi Gunung Agung di Bali dan bencana gempa bumi di Lombok.
Oleh karena itu, Arief menekankan, recovery harus secepat mungkin. Ia memprediksi, daerah Anyer dan sekitarnya akan mulai pulih dalam kurun waktu satu bulan dengan dukungan penuh dari pemerintah. "Karena bila pemerintah sudah masuk, kepercayaan masyarakat sudah tentu ikut," ujarnya.
Arief menambahkan, poin yang paling mudah untuk mengembalikan lagi kepercayaan wisatawan hingga investor adalah keteladanan dari pemerintah. Hal yang sama dilakukan pasca erupsi Gunung Agung di Bali. Tidak perlu banyak pidato bahwa Bali sudah pulih, melainkan cukup melakukan aksi nyata.
Perlakuan serupa juga dilakukan di Lombok. Sampai saat ini, ada penambahan Investasi di Mandalika sebesar 1 miliar dolar AS. "Poinnya adalah, saat pemerintah turun ke lapangan, tidak perlu banyak bicara sudah pasti akan pulih. Baik dari wisatawan ataupun investor," ucap Arief.
Yang ketiga adalah pemulihan destinasi. Pemulihan destinasi memang tidak bisa langsung Kemenpar yang menangani. Tetapi, Kemenpar akan menyurati K/L untuk memperbaiki destinasi terdampak. Di antaranya, menyurati Kementerian PUPR, atau menyarikan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sementara itu, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) mencatat, total terdapat 1.800 pengungsi yang terdampak langsung. Mereka kehilangan harta benda yang berhasil dievakuasi Balawista.
"Pada hari pertama setelah kejadian, Balawista melakukan pencarian dan penyelamatan korban. Pada hari ketiga hingga sekarang kami juga melakukan distribusi bantuan ke berbagai titik pengungsian," ujar Ketua Balawista Ade Ervin.
Sebanyak 200 personel Balawista langsung sigap melakukan evakuasi di berbagai titik bencana pada saat kejadian. Khususnya, di sepanjang Pantai Carita yang menjadi pusat berkumpulnya para wisatawan.
Balawista yang berinduk di bawah naungan Dinas Pariwisata Banten berharap mendapat dukungan dari Kemenpar dalam bentuk pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menambah personel Balawista ke depannya.
http://bit.ly/2AhrkTv
December 27, 2018 at 03:03PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2AhrkTv
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment