REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menyiapkan sekolah khusus penyandang disabilitas. Operasional sekolah ditargetkan mulai tahun ajaran baru 2019.
Sementara ini, dinas-dinas terkait memulai pendataan kebutuhan sekolah bagi penyandang disabilitas yang membutuhkan pendidikan. “Saya sudah perintahkan (dinas terkait) untuk buat keputusan perencanaan hari ini. Mudah-mudahan ini bisa dilaksanakan secara komprehensif,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi usai peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2018 di Kota Bekasi, Senin (3/12).
Menurut Pepen, sapaan akrabnya, niatan Pemkot Bekasi mendirikan sekolah khusus sebagai bentuk perhatian kepada penyandang disabilitas. Langkah ini sekaligus mendorong Kota Bekasi menjadi kota inklusif di Jawa Barat.
Ia menambahkan pendirian sekolah disabilitas yang terpusat itu agar pendidikan bagi anak-anak disabilitas bisa lebih terfokus dan efektif. Ia mengatakan ketersediaan infrastruktur bukan persoalan besar.
Sebab, Pemkot Bekasi saat ini tengah melakukan proses penggabungan ratusan sekolah dasar (SD) menjadi hanya puluhan unit. Sisa bangunan yang tidak terpakai itu akan dialihfungsikan untuk tempat pendidikan kaum disabilitas.
“Tinggal fasilitasnya saja yang menyesuaikan. Macam-macam lah, kita cari contoh desain sekolah yang cocok,” ujar politikus Partai Golkar itu.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono menambahkan, hingga saat ini Kota Bekasi belum memiliki sekolah khusus disabilitas. Rencananya, lokasi pendirian sekolah disabilitas akan menggunakan kompleks gedung SD Margajaya di Kelurahan Margajaya, Bekasi.
Kompleks itu terdiri dari SD Marga Jaya I, III, IV, dan V. Keempat SD itu akan digabung menjadi satu sekolah bernama SD Marga Jaya I. Kompleks tersebut terdiri dari gedung kelas letter O bertingkat dua.
Selain itu, ada pula dua gedung lain yang berdiri sendiri. Penggabungan empat sekolah itu sendiri akan dimulai pada awal tahun depan.
Tri menjelaskan, usai penggabungan selesai, sisa bangunan dimanfaatkan untuk sekolah disabilitas. “Nanti kita design sesuai kebutuhan disabilitas. Kapan? Segera. Kita juga berharap dapat bantuan dari Kementerian Sosial,” tuturnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah mengatakan, sejauh ini baru ada satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dua SD Negeri yang membuka kelas khusus disabilitas. Adanya pendirian sekolah khusus akan sangat membantu para penyandang disabilitas di Kota Bekasi yang membutuhkan pendidikan.
Sekolah yang bakal didirikan setingkat SD dan SMP. Hanya saja, Inayatullah belum mengetahui jumlah kelas yang akan dibuka.
Hal itu akan mengacu pada hasil pendataan yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Bekasi. “Bangunan sudah ada, tinggal keputusannya. Nanti akan ada Perwalkot dan Ketwalkot. Kita mulai di tahun ajaran 2019,” katanya.
Ia menjelaskan, secara umum daya tampung maksimal satu kelas pada sekolah disabilitas maksimal 8-10 orang baik SD maupun SMP. Sedangkan sistem jenjang kelas tidak seperti sekolah pada umumnya. Kegiatan belajar mengajar berdasarkan kelompok belajar yang salah satunya mengacu pada usia siswa.
Namun, Dinas Pendidikan Kota Bekasi mengaku pendirian sekolah disabilitas itu belum mendapatkan alokasi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi 2019. Kendati demikian, ia memastikan para siswa disabilitas akan digratiskan.
Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial Kota Bekasi, Turyaman, mengatakan baru mendengar rencana tersebut. Karena itu, Dinsos masih harus melakukan verifikasi data warga yang menjadi penyandang disabilitas.
Menurut dia, langkah pembangunan sekolah khusus akan sangat bermanfaat bagi kaum penyandang disabilitas. “Saya secara pribadi harus melakukan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut,” tuturnya.
https://ift.tt/2FXWrZm
December 03, 2018 at 03:17PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2FXWrZm
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment