REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penaklukan Arab atas Mesir dimulai pada 639 M dengan serangkaian agresi militer tidak lama setelah Nabi Muhammad SAW wafat pada 632 M. Saat bangsa Arab memasuki Alexandria, mereka terpesona oleh kemegahan arsitektur Mesir.
Banyak hal berubah saat kepemimpinan Dinasti Umayah yang dipimpin Khalifah Abdul al-Malik dan al-Walid. Mereka menyadari arsitektur mempunyai peran kuat sebagai lambang supremasi Islam.
Bangunan awal yang mereka bangun adalah perwujudan visual hal itu. Bangunan itu adalah dua mahakarya arsitektur Islam, yakni Dome of the Rock di Yerusalem (692 M) dan Masjid Agung di Damaskus (715 M).
Kedua masjid tersebut dibangun oleh non-Arab. Orang Kristen Koptik juga dipekerjakan dalam pengerjaan sejumlah bangunan awal Dinasti Umayah, termasuk Masjid Nabi di Madinah, Istana Mshatta di Yordania, dan Khirbet al-Mafjar di Palestina. Dome of the Rock juga mungkin dikerjakan oleh non-Arab.
Khalifah al-Walid mempekerjakan Kristen Koptik membangun tempat shalat di Masjid Nabi di Madinah (707-709 M). Tempat shalat ini adalah mihrab tertua berbentuk relung semilingkaran yang terdokumentasikan.
Apakah orang Koptik tersebut memiliki pengaruh dalam desain dan penerapan mihrab, itu tidak diketahui pasti. Namun, hal itu menimbulkan banyak pertanyaan mengenai pengaruh Koptik dalam evolusi bentuk mihrab dalam arsitektur Islam.
Kemungkinan, desain mihrab di Dome of the Rock meniru masjid di Madinah. Letaknya berada di dalam gua di bawah batu suci. Desainnya terdiri atas lempengan datar yang dihiasi gapura melengkung dan ditopang dua tiang berpilin, mirip dengan prasasti di pemakaman Koptik. Gapura semilingkaran, tapi bukan desain yang khusus yang ciptaan seni Koptik. Desain tersebut bisa dilihat dalam arsitektur Graeco Romawi di patung dewa-dewi dan sinagoge.
Lengkungan adalah elemen esensial dalam arsitektur karena mereka membuat ruang lebih luas dan juga mampu memuat banyak isi. Muslim sangat menguasai seni lengkungan. Motif cabang pohon palem sangat banyak dijadikan hiasan lengkungan.
Pengetahuan akan geometri dan hukum statis memungkinkan Muslim menciptakan berbagai jenis lengkungan. Yang dilakukan secara struktural adalah mengurangi lengkungan beberapa poin di atas dan samping.
Struktur ini mudah dibentuk sehingga dinding dan kubah bisa dibuat dengan lebih praktis. Ada beberapa jenis lengkungan yang dikembangkan Muslim, seperti tapal kuda, berpotongan, runcing, dan lengkungan ogee. Semua itu sangat penting dalam perkembangan arsitektur.
https://ift.tt/2QKbaLP
December 11, 2018 at 03:41PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QKbaLP
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment