REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mengungkapkan hasil penghitungan Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang merupakan indeks komposit untuk menggambarkan tingkat kemajuan atau perkembangan desa. Menurut potensi desa 2018, terdapat 8.496 wilayah setingkat desa, terdiri atas 7.721 desa dan 775 kelurahan, 666 kecamatan, dan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengungkapkan, berdasarkan penghitungan tersebut diketahui di Jawa Timur pada 2018 terdapat 1.035 desa (13,41 persen) yang masuk kategori mandiri. "Situasi ini meningkat dibandingkan tahun 2014, dimana hanya terdapat 692 (8,96 persen) desa mandiri di Jatim," kata Teguh saat menggelar konferensi pers di Kantor BPS Jatim, Surabaya, Senin (10/12).
Kenaikan jumlah desa mandiri ini, lanjut Teguh, mendorong penurunan jumlah desa berkembang di Jatim. Pada 2018, terdapat 6.604 (85,56 persen) desa berkembang di Jatim. Jumlah tersebut menurun dibanding 2014, dimana terdapat 6.820 (88,35 persen) desa berkembang di Jatim.
Meningkatnya desa mandiri juga membuat desa tertinggal di Jatim pada 2018 menurun. Jumlah desa tertinggal pada 2018 di Jatim sebanyak 80 (1,04 persen). Jumlah tersebut menurun dibanding 2014 yang terdapat 207 (2,68 persen) desa tertinggal di Jatim.
Teguh menjelaskan, Indeks Pembangunan Desa disusun dari 5 dimensi, yang terdiri dari 42 indikator. Secara umum, semua dimensi penyusun IPD mengalami kenaikan. Dimensi dengan kenaikan tertinggi adalah Penyelenggaraan Pemerintah Desa, yaitu sebesar 6,95 poin. Sementara dimensi dengan kenaikan terkecil adalah Pelayanan Dasar, yaitu sebesar 0,34 poin.
Teguh juga mengungkapkan beragam potensi yang dimiliki desa-desa yang ada di Jatim. Yakni meliputi potensi wisata, ekonomi, produk unggulan, kesehatan, perumahan dan lingkungan hidup, pendidikan, serta potensi komunikasi dan informasi.
https://ift.tt/2SBtALZ
December 10, 2018 at 08:49PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SBtALZ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment