REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Presiden Joko Widodo kembali meresmikan Bank Wakaf Mikro (BWM). Seperti diketahui, melalui program tersebut, otoritas berkomitmen memperluas penyediaan akses keuangan bagi para pelaku usaha mikro kecil yang belum terjangkau akses keuangan formal.
Kali ini ada tiga BWM yang diresmikan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada hari ini, Selasa (18/12). Pertama BWM di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, kedua BWM di Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, serta ketiga di Pesantren Tebuireng Jombang.
"Kita patut bangga, sore ini dapat kehormatan Presiden datang untuk meluncurkan Bank Wakaf Mikro di Jombang," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sambutannya di Peluncuran BWM di Jombang, Senin, (18/12). Diharapkan, keberadaan bank ini dapat memberikan manfaat ke Jombang dan sekitarnya.
Wimboh menyebutkan, hingga saat ini sudah 41 BWM didirikan di seluruh Indonesia. Ke depannya, OJK akan membentuk lebih banyak lagi BWM.
"Program ini merupakan bentuk kepedulian kita dengan pemerintah untuk sejahterakan masyarakat. Kami pun masih punya tugas berat untik dirikan BWM sebanyak-banyaknya," tutur Wimboh.
Dirinya menyebutkan, hingga November 2018, BWM telah menyalurkan pembiayaan kepada 8.373 nasabah. Dengan total pembiayaan sebesar Rp 9,72 miliar.
Wimboh menuturkan, OJK terus mengembangkan pola inovasi baru untuk pengembangan program Bank Wakaf Mikro, di antaranya melalui penyaluran pembiayaan pola klaster yang saat ini telah sukses diterapkan di kelompok atau klaster batik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Besar harapan kami inovasi pola pembiayaan baru ini dapat juga berhasil diterapkan di klaster UMKM di Kabupaten Jombang yang terkenal sebagai penghasil keripik samiler,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, manfaat Bank Wakaf Mikro bagi pengembangan ekonomi mikro juga mendapat dukungan dari dua lembaga amal di Kuwait, yakni International Islamic Charity Organization (IICO) dan Zakat House. OJK dan keduanya juga bakal melakukan penjajakan kerja sama dalam memfasilitasi pendirian Bank Wakaf Mikro di Indonesia.
Program Bank Wakaf Mikro yang diluncurkan sejak Oktober 2017 ini diharapkan dapat menjadi solusi cepat dalam penyediaan akses permodalan atau pembiayaan bagi masyarakat yang belum terhubung dengan lembaga keuangan formal. Khususnya di lingkungan pondok pesantren yang saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 28 ribu pondok pesantren di berbagai penjuru Tanah Air.
Selain di lingkungan pesantren OJK juga sudah meresmikan pendirian Bank Wakaf Mikro di kalangan ibu-ibu yaitu Bank Wakaf Mikro Usaha Mandiri Sakinah yang berlokasi di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. Selain itu, juga terdapat Bank Wakaf Mikro berbasis komunitas ibu – ibu yang berlokasi di Tuban.
"Skema pembiayaan melalui Bank Wakaf Mikro adalah pembiayaan tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp 3 juta dan margin bagi hasil setara 3 persen per tahun," jelas Wimboh. Ia menambahkan, dalam skema pembiayaan Bank Wakaf Mikro juga disediakan pelatihan wirausaha dan pendampingan serta pola pembiayaan yang dibuat per kelompok atau tanggung renteng.
"Lembaga ini tidak diperkenankan mengambil simpanan dari masyarakat karena memiliki fokus pemberdayaan masyarakat melalui pembiayaan disertai pendampingan usaha. Lembaga ini juga berstatus sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang diberi izin dan diawasi oleh OJK," tegas Wimboh.
https://ift.tt/2QFD7oQ
December 18, 2018 at 06:46PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QFD7oQ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment