REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon harus undur diri dari panggung BWF World Tour Finals 2018. Cedera leher yang dirasakan Marcus sejak pertandingan penyisihan grup pertama, ternyata tak kunjung membaik. Pasangan ranking satu dunia ini memutuskan mundur sebelum laga penyisihan terakhir, melawan Han Chengkai/Zhou Haodong (Cina).
Walau gagal menjadi juara, Marcus mengungkapkan rasa syukurnya. Sebab, ia dan Kevin sudah mencoba yang terbaik. "Tahun depan tentunya mau gelar juara dunia dan juara lagi di World Tour Finals," tegas Marcus dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/12).
Marcus mengatakan ia tak ingin memaksakan bertanding dan mengambil risiko. Sebab nyeri yang dirasakan sudah menjalar ke matanya. Ia mengaku lebih baik beristirahat karena tahun depan banyak turnamen yang harus diikuti.
"Saya mau fokus tahun depan saja. Tidak tahu juga kenapa bisa kena, mungkin saat bermain dan ada pengaruh dari udara yang dingin dan shuttlecock yang lambat," kata Marcus.
Marcus juga mengatakan bahwa meskipun tak bisa mempertahankan gelar juara, namun ia dan Kevin cukup puas dengan capaian tahun ini. Kevin/Marcus meraih delapan gelar turnamen serta satu medali emas Asian Games 2018. Pasangan yang dijuluki Minions ini juga dua tahun berturut-turut dinobatkan sebagai pemain putra terbaik tahun 2017 dan 2018 dari Badminton World Federation.
"Kami cukup senang dengan hasil di 2018. Untuk tahun depan, kami harap hasilnya bagus seperti tahun ini. Kalau bisa sih lebih, kalau tidak bisa, ya setidaknya menyamai hasil tahun ini," ujar Marcus.
Ia menyebutkan sembilan gelar sepanjang 2018 bagus buatnya dan Kevin. Sebab sepanjang 2017, mereka meraih tujuh gelar.
Kevin/Marcus memang menguasai peta ganda putra dunia sepanjang tahun 2017 dan 2018. Akan teapi, ada dua kekalahan yang belum dibayar mereka atas satu lawan dari Cina, yaitu Han/Zhou.
"Menurut saya mereka memang bermain sangat baik. Tapi pasangan lain juga kok. Semua tergantung bagaimana di persiapan dan fokus di lapangan," ujar Marcus.
Sementara itu, pelatih ganda putra Aryono Miranat yang mendampingi Kevin/Marcus di turnamen ini mengatakan bahwa kali ini Kevin/Marcus memang harus mengakui keunggulan Li Junhui/Liu Yuchen (Cina), yang mengalahkan mereka di laga penyisihan grup. Di samping kondisi Marcus yang tidak seratus persen. Di atas kertas, Kevin/Marcus yang unggul 8-1 di rekor pertemuan, sebetulnya punya peluang besar untuk menang atas Li/Liu.
"Memang kurang bagus dari segi hasil, tapi inilah permainan, kadang menang kadang kalah. Secara persaingan, di sini ada delapan pasangan terbaik, jadi memang ramai. Sebenarnya semua grup sama beratnya, buktinya Kevin/Marcus unggul 8-1 atas Li/Liu, bisa kalah juga, bukan jaminan bisa menang walaupun sudah unggul jauh di rekor pertemuan," jelas Aryono.
Aryono menilai performa Kevin/Marcus sepanjang tahun ini cukup memuaskan. Tak hanya unggul dari segi teknik, mereka pun punya kekuatan di sisi non-teknik.
"Tiap pemain sekarang pasti mau mengalahkan Kevin/Marcus. Kevin/Marcus harus lebih siap menghadapi siapa pun, terutama pemain Cina yang sangat ingin mengalahkan mereka. Perlu ketenangan, fokus dan mental yang kuat," kata Aryono.
https://ift.tt/2LlOrjP
December 16, 2018 at 05:23PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2LlOrjP
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment