REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Phapros Tbk menargetkan perolehan laba bisa mencapai Rp 400 miliar pada 2022. Sementara, per November 2018, laba perseroan sebesar Rp 161 miliar.
"Tentunya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai target tersebut. Di samping, komitmen penyediaan produk berkualitas ke BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ada juga produk lain yang diproduksi dan memiliki nilai tambah," jelas Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utama kepada wartawan saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, (26/12).
Direktur Produksi Phapros Syamsul Huda menambahkan, tahun depan perusahaan akan mengembangkan cartridge ampoule dan produk anti aging. "Setiap tahunnya kita punya rencana investasi sampai 2022, karena target laba Rp 400 miliar nggak bisa hanya dengan bisnis sekarang," jelasnya pada kesempatan serupa.
Ia menegaskan, seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan laba tahun depan pun ditargetkan di kisaran dua angka atau double digit. "Jadi pastinya setiap tahun tumbuh di Kisaran 10 sampai 15 persen," kata Syamsul.
Maka menurutnya, tak menutup kemungkinan pula, bila laba pada 2019 bisa menembus Rp 200 miliar. Pasalnya, kinerja perusahaan seringkali lebih cepat dari rencana jangka panjang.
Untuk target pendapat, kata dia, perseroan pun berharap bisa tumbuh double digit. "Di kisaran Rp 1 triliun," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan audit Phapros per September 2018, total pendapatan sebesar Rp 697 miliar. Angka tersebut meningkat 8,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
http://bit.ly/2Va4ZQx
December 26, 2018 at 04:03PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Va4ZQx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment