REPUBLIKA.CO.ID, KANO – Fakta zakat sebagai instrument penting pengentasan kemiskinan tak hanya dirasakan Muslim di Tanah Air, tetapi juga berbagai negara Islam. Salah satunya di Kano, Nigeria.
Emir Kano di negara bagian Kano di Nigeria, Sanusi Lamido Sanusi, mengatakan zakat memberikan banyak manfaat. Dia menyebutkan pengalaman sejarah yang dipraktikkan khalifah Umar bin Khattab dan khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Saat itu, menurutnya, tidak ada yang cukup miskin di masyarakat mereka untuk menerima zakat karena yang dibagikan pada tahun sebelumnya membuat mereka menjadi mandiri. Menurutnya, uang tersebut dikirim ke negara lain.
Dia menyatakan, prestasi yang sama dapat diulang pada masa kita sendiri jika orang kaya membayar zakat mereka pada saat jatuh tempo dan membayar jumlah yang tepat, dan dana ini dikelola oleh orang yang kompeten dan takut akan Tuhan, ia memiliki kekuatan untuk menghilangkan kemiskinan.
“Kami memiliki model yang telah dipraktikkan," kata Emir Sanusi, dilansir di Vanguard Nigeria, akhir pekan ini, Jumat (7/12) dalam acara distribusi zakat yang diselenggarakan oleh Yayasan Amal dan Pembangunan Jaiz di Istana Emir di Kano.
Penguasa tradisional ini lantas memuji Bank Jazi untuk membangun landasan bagi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan kerja sosial. Islam, kata Emir Sanusi, adalah agama praktis. Karena itu, dia berterima kasih kepada yayasan untuk membawa distribusi tersebut ke Kano dan memberikan pertimbangan kepada para wanita.
Emir Sanusi mengimbau para penerima manfaat untuk memanfaatkan barang-barang yang didistribusikan kepada mereka. Barang tersebut akan membuat dampak yang baik di metropolis.
"Jumlah orang yang akan dapat diandalkan akan dikurangi ke tingkat minimum paling sederhana sehingga kita dapat memiliki masyarakat yang damai yang akan membantu pembangunan," kata sosok yang juga dikenal dengan panggilan Muhammad Sanusi II.
Direktur sekaligus Kepala Eksekutif Yayasan Amal dan Pengembangan Jaiz, Imam Abdullahi Shuaib, mengatakan yayasan itu membuat pendistribusian untuk perempuan hanya untuk mengatasi kemiskinan di tingkat paling bawah. Menurutnya, fokus dari intervensi itu pada dasarnya adalah untuk pemberdayaan ekonomi para wanita.
Dia menyebutkan, beberapa dari mereka adalah janda, menikah, dan beberapa dari mereka adalah lajang. Nilai total Zakat yang disalurkan adalah 5 juta Naira dan jumlah ini meliputi barang-barang seperti 41 mesin penabur, 50 mesin gerinda, dan delapan freezer dalam.
“Uang tunai diberikan kepada perempuan lain pada dasarnya untuk pemberdayaan ekonomi mereka," kata Shuaib.
Kepala yayasan ini menyarankan mereka untuk menggunakan barang-barang dan dana yang diterima secara bijaksana. Para penerima manfaat seharusnya tidak menyia-nyiakan atau pun menjual barang-barang tersebut.
Menurutnya, mereka tidak boleh sama-sama menggunakan barang-barang sebagai agunan untuk mengumpulkan uang di suatu tempat jika mereka tidak mampu membayar. Mereka akan melupakan barang-barang, tetapi mereka harus melihat barang tersebut sebagai tangga yang mereka butuhkan untuk naik ke ketinggian yang lebih besar.
"Mereka sama-sama dapat mencapai kebebasan ekonomi dan kemandirian. Itulah satu-satunya cara di mana kita dapat merasakan dampak dari Zakat yang diberikan dan itu juga cara yang kita dapat tunjukkan bahwa zakat memiliki dampak positif dalam masyarakat kita maupun pada individu," lanjutnya.
Direktur Peradaban Islam di Universitas Bayero, Dr Bashiru Aliyu Umar, mengatakan dengan mendukung wanita, mereka telah mendukung masyarakat. Karena menurutnya, wanita adalah orang-orang yang merawat anak-anak.
Pasalnya, masalah yang dihadapi saat ini seperti tentang masalah gizi buruk dan kesehatan dan juga kurangnya pendidikan, salah satu kuncinya ada pada wanita. Karena itu, kata dia, saat memberdayakan wanita, mereka mendapatkan solusi untuk masalah ini
https://ift.tt/2Qm02W6
December 08, 2018 at 04:45PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Qm02W6
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment