REPUBLIKA.CO.ID, Presiden AS Donald Trump membuat keputusan mengejutkan. Ia berkomitmen menarik seluruh pasukan AS dari Suriah. Tak hanya itu, Trump disebut juga akan mengeluarkan 2.500 personel militer AS dari Afghanistan.
Langkah Trump tersebut menuai kontroversi, bahkan di tubuh partainya sendiri Partai Republik yang menolak sikap Trump. Menhan AS Jim Mattis bahkan memilih mundur daripada menjalankan perintah Trump.
Salah satu alasan utama Trump mengakhiri perang di Suriah adalah karena faktor ISIS. Kelompok ISIS dinilainya telah kalah. Sehingga tak ada alasan bagi tentara AS untuk berada di sana.
Trump seperti enggan untuk melanjutkan opsi perlawanan terhadap pemerintahan Bashar al-Assad seperti presiden terdahulu. Karena itu, mundurnya AS akan menjadi angin segar bagi Assad.
"Kita telah mengalahkan ISIS, satu-satunya alasan mengapa (tentara) saya tetap di sana selama masa kepresiden ini," cicit Trump.
Baca juga, Trump akan Tarik Seluruh Pasukan AS di Suriah.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan, penarikan pasukan menandai dimulainya fase berikutnya dalam perjuangan dengan ISIS. Lima tahun lalu, kata ia, ISIS adalah kekuatan yang sangat kuat dan berbahaya di Timur Tengah, dan sekarang Amerika Serikat telah mengalahkan mereka.
“Kemenangan atas ISIS di Suriah ini tidak menandakan akhir dari Koalisi Global atau kampanyenya. Kami bertransisi ke fase berikutnya dari kampanye ini," kata Sanders lagi.
Rencana penarikan pasukan AS di Suriah sebenarnya sempat digulirkan beberapa waktu lalu. Namun pada saat itu, rencana tersebut terhalang karena Trump dibujuk oleh sekutu dan penasihatnya untuk tetap menyelesaikan perjuangan melawan ISIS dan menahan Iran.
Penasihat keamanan nasional Trump sendiri, John Bolton, dengan gigih menentang keputusan tersebut, karena alasan yang berbeda. Pada sidang umum PBB pada bulan September Bolton menyatakan: "Kami tidak akan pergi selama pasukan Iran berada di luar perbatasan Iran dan itu termasuk proxy dan milisi Iran," kata Bolton.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Jim Mattis telah menulis surat pengunduran diri karena berbeda pendapat dengan Presiden AS Donald Trump. Trump menolak nasihatnya dan menarik pasukan AS yang berada di Suriah.
Gedung Putih mengatakan Mattis merilis surat tersebut setelah bertatap muka dengan Trump di mana kedua orang tersebut juga menunjukan perbedaan mereka. "Karena Anda memiliki hak untuk memiliki Menteri Pertahanan yang dalam hal ini memiliki pandangan yang selaras dengan Anda dan persoalan lainnya, saya yakin ini langkah yang tepat bagi saya untuk mengundurkan diri dari posisi saya," kata Mattis dalam surat tersebut, Jumat (21/12).
http://bit.ly/2LtTTkS
December 21, 2018 at 05:42PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2LtTTkS
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment