REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menginginkan potensi pendapatan industri digital yang diproyeksi mencapai 150 miliar dolar AS pada 2025 dapat difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri. Sebab, perkembangan teknologi akan terus terjadi, khususnya di bidang internet of things (IoT).
Airlangga menuturkan, dari 150 juta dolar AS, dapat diciptakan tenaga kerja sebanyak 17 juta orang. Dari total tersebut, 4,5 juta di antaranya merupakan talenta yang bergerak di sektor manufaktur.
"Sedangkan, sisanya, di services industry," tuturnya ketika memberikan sambutan dalam acara Semarak Festival IKM di Jakarta, Kamis (13/12).
Dengan potensi yang besar itu, Airlangga mengajak talenta nasional untuk terus mengembangkan industri berbasis digital guna menghadapi revolusi industri 4.0. Khususnya, melalui pembentukan perusahaan rintisan yang menggunakan unsur IoT. Sebab, ia meyakini, IoT akan terus tumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap aktivitas yang memudahkan.
Airlangga menilai, peran start up sangat penting dalam membawa Indonesia lebih cepat menuju revolusi industri 4.0. Inovasi mereka diharapkan akan memberikan solusi bagi industri dan masyarakat dalam mengadopsi teknologi. Termasuk dari segi efisiensi dalam hal biaya, energi dan waktu.
Airlangga optimistis, dengan kualitas talenta nasional yang didukung pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terdongkrak. Apalagi, Indonesia akan memiliki bonus demografi sampai 2030. Artinya, rasio populasi angkatan kerja meningkat dibanding dengan non-kerja.
Dengan bonus ini, Airlangga menambahkan, era generasi milenial diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. "Saya prediksi, dengan bonus demografi, kita akan bisa tingkatkan ekonomi satu sampai dua persen," ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian tinggi pada generasi muda melalui penumbuhan wirausaha baru. Kombinasi antara kuantitas dan kualitas baik dari sisi produk maupun SDM diyakini Airlangga dapat menjadi keunggulan dalam penumbuhan dan pengembangan industri, terutama Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah membuka pendaftaran bagi start up lokal untuk kompetisi Making Indonesia 4.0 Start Up. Dari kompetisi ini, diambil lima peserta terbaik yang mendapatkan hadiah masing-masing Rp 50 juta.
Program ini menjadi terobosan baru yang diharapkan dapat menjadi stimulan munculnya ekosistem start up di bidang teknologi. "Di sisi lain, mampu menciptakan produk yang membantu sektor industri meningkatkan efisiensi dalam hal biaya, energi dan waktu," ucap Gati.
https://ift.tt/2Ei9fr1
December 13, 2018 at 03:09PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Ei9fr1
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment