Tuesday, December 25, 2018

PMPS Banyumas Gagas Pembangunan Warung Apung

Penambangan liar di Banyumas masih marak terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS) Banyumas menggagas pembangunan warung apung. Warung apung ini diharapkan bisa menjadi solusi masalah penambangan pasir illegal di sepanjang aliran Sungai Serayu.

Meski sudah berulang kali dilakukan razia dan penambangnya diproses hukum, praktik penambangan liar ini masih saja berlangsung. 'Persoalan ini memang akan sulit diberantas karena menyangkut mata pencaharian penambang,''  kata Ketua PMPS Banyumas, Edy Wahono, Senin (24/12).

Untuk itu, dia menyebutkan, upaya mengatasi masalah penambangan liar, harus diikuti dengan  alternatif pekerjaan lain yang bisa menjadi mata pencaharian penambang. Salah satu yang kini sedang digagas PPMS Banyumas, adalah rencana pembangunan warung apung di sekitar Bendung Gerak Serayu Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.

Dia berharap, dengan gagasan ini, maka para penambang bisa beralih profesi dari penambang pasir yang berdampak pada kerusakan lingkungan, ke jenis usaha pengembangan pariwisata. ''Kawasan Bendung Gerak Serayu ini, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Hanya karena belum tergarap optimal, sehingga belum terlalu banyak didatangi wisatawan,'' katanya.

Dia menyebutkan, keindahan panorama di sekitar Bendung Gerak Serayu tidak kalah dibanding obyek wisata alam lainnya. Selain hamparan air Serayu yang menyerupai danau, kawasan ini juga dikelilingi kawasan perbukitan yang hijau. Tak jauh dari lokasi, juga ada jembatan KA cukup panjang yang melintas di atas Serayu.

''Kalau ada warung apung, tentu ini akan sangat menarik wisatawan. Para wisatawan bisa minum kopi atau menyantap makanan khas Banyumas di atas air, sambil menikmati keindahan panorama sekitar bendung gerak,'' katanya.

Untuk mewujudkan gagasan tersebut, Edy menyebutkan, saat ini sedang dibangun shelter dermaga yang nantinya bisa menjadi tempat perahu warung apung ditambatkan. Shelter dermaga dibuat dari puluhan drum plastik bekas yang diikat dan disatukan.

Dia juga menyebutkan, untuk membuat shelter ini juga telah dilakukan pengerukan untuk membuang sedimen lumpur. ''Untuk pengerukan sedimen lumpur, kita dibantu alat berat dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Yogyakarta. BBWSSO sangat mendukung program wisata warung apung ini, karena sangat membantu kelestarian sungai,'' kata dia.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2rVM3aR
December 25, 2018 at 11:07PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2rVM3aR
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment