REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar akan menarik diri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Januari 2019. Hal itu diumumkan Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi pada Senin (3/12).
Al-Kaabi mengungkapkan, keputusan hengkang dari OPEC muncul setelah Qatar meninjau cara-cara di mana ia dapat meningkatkan posisi globalnya serta merencanakan strategi jangka panjangnya. Menurutnya, tidak ada sama sekali alasan politik di balik keputusan tersebut. "Keputusan untuk mundur dari OPEC adalah murni teknis dan strategis serta tidak ada hubungannya dengan alasan politik," ujar al-Kaabi, dikutip laman Anadolu Agency.
Qatar telah menjadi anggota OPEC sejak 1961. Namun sejak Juni tahun lalu, beberapa negara Teluk, yakni Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan dengan Qatar.
Tak hanya itu, keempat negara tersebut memberlakukan embargo melalui darat dan laut. Tindakan itu dilakukan karena Saudi dan koalisinya menuding Qatar memberi dukungan pada kelompok teroris di kawasan.
Belakangan negara-negara Teluk mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Tuntutan tersebut harus dipenuhi bila Qatar ingin terbebas dari blokade dan embargo. Namun Qatar telah menyatakan bahwa poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil dipenuhi.
Adapun tuntutan itu antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah.
https://ift.tt/2QyWU8t
December 03, 2018 at 05:11PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QyWU8t
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment