REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah polling yang baru-baru ini dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa warga Muslim Ukraina cenderung lebih patriotik dibanding warga lainnya. Karena itu, tak mengherankan, meski menjadi warga minoritas, Muslim Ukraina mendapatkan kebebasan dari otoritas pemerintahan di negara itu untuk melakukan kegiatan mereka.
Dukungan dari Pemerintah Ukraina ini membuat kegiatan komunitas umat Islam di negara tersebut lebih berkembang pesat dibandingkan komunitas Muslim di negara-negara Eropa Timur lainnya. Untuk lebih memajukan syiar Islam di Ukraina, melalui Direktorat Spiritual Muslim Ukraina, komunitas Muslim di sana menjalin kerja sama dengan Federasi Organisasi Islam Eropa (FIOE).
Kepala Direktorat Spiritual Muslim Ukraina, Mufti Said Ismagilov, menuturkan, kerja sama dengan FIOE ini juga dilakukan dengan ikut bergabungnya komunitas Muslim Ukraina dalam Charta Muslim Eropa.
Sebelumnya, Muslim Ukraina tidak bergabung dengan Direktorat Spiritual Muslim mana pun. ''Saya dan seluruh Muslim Ukraina percaya bahwa adopsi Charta Muslim Eropa dapat meningkatkan aktivitas kami di antara negara-negara Eropa,'' kata Said.
Kegiatan keagamaan yang dilakukan warga Muslim di Ukraina semakin marak saat Ramadhan tiba. Sebagai warga minoritas, bulan Ramadhan menjadi bulan spesial bagi warga Muslim Ukraina.
''Ramadhan membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Muslim Ukraina. Selama bulan Ramadhan, warga Muslim lebih aktif untuk mengikuti program-program dakwah, bersedekah, dan tentu saja membayar zakat,'' kata Seran Arifof, direktur Radwan Center, lembaga yang bergerak di bidang penghafalan Alquran.
Arifof menjelaskan, pada bulan Ramadhan, jumlah anak-anak yang belajar menghafal Alquran semakin meningkat. Tak heran jika beberapa tahun belakangan ini Ukraina turut mengirimkan utusannya dalam kompetisi hafalan Alquran (Musabawah Hifzh al-Qur'ani).
Muslim Ukraina juga memanfaatkan bulan Ramadhan untuk melakukan kampanye tentang Islam dengan memberikan penjelasan dan pengenalan tentang Islam pada rekan-rekan mereka yang non-Muslim.
''Kami sedang melakukan upaya keras untuk memberikan pendidikan bagi Muslim dan non-Muslim tentang Ramadhan,'' kata Ketua Federasi Organisasi-organisasi Sosial (Arraid) di Ukraina, Ismail al-Kadi.
''Sungguh luar biasa, setelah non-Muslim menerima brosur tentang Islam dan Ramadhan yang kami sebarkan, banyak di antara mereka yang memeluk Islam pada bulan Ramadhan,'' tambahnya.
http://bit.ly/2BIJXj7
December 27, 2018 at 06:28PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2BIJXj7
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment