REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah umat Islam dari berbagai elemen dan organisasi massa keislaman bersatu menggelar aksi damai turun ke jalan untuk membela Muslim Uighur yang tertindas di negaranya sendiri, Jumat (21/12). Mereka mendesak pemerintah Indonesia bersikap tegas atas penindasan Muslim Uighur oleh pemerintahan Republik Rakyat Cina.
Aksi umat Islam terdiri dari 49 organisasi dan elemen yang menamakan diri Forum Komunikasi Umat Islam Lampung tersebut bergerak dari depan Masjid Taqwa Jalan Kotaraja dan melakukan longmarch (berjalan kaki) Jalan Raden Intan menuju Bundaran Tugu Adipura, pusat Kota Bandar Lampung. Sepanjang jalan mereka berorasi bergantian mengecam tindakan pemerintahan komunis Cina yang menindas dan menganiaya Muslim Uighur.
Tak hanya kaum lelaki, aksi demo damai tersebut juga diikuti kaum perempuan dengan membaw spanduk, banner, dan bendera tauhid. Aparat kepolisian berjaga dan tidak menutup jalan, karena aksi berlangsung tertib dan kendaraan masih diperbolehkan melintas meski badan jalan menyempit.
Ulul, salah seorang orator aksi damai Bela Muslim Uighur mengatakan, umat Islam di Indonesia mayoritas melindungi umat agama lain yang minoritas, sedangkan umat Islam yang minoritas di negara lain malah sebaliknya menindas dan menganiayanya. Umat Islam minoritas tersebut berada di Pattani, Rohingya, dan terakhir Muslim di Uighur.
“Islam mayoritas di Indonesia melindungi umat (lain) minoritas. Kenapa di negara ada umat Islam minoritas malah ditindas dan dianiaya. Sedangkan kita umat Islam mayoritas di Indonesia hanya berdiam diri,” kata Ulul disambut takbir peserta aksi.
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia jangan berdiam diri dan buta mata dan hati dengan kejadian yang terjadi pada Muslim di dunia. “Pemerintah jangan berdiam diri, buta, dan tidak peduli. Kami minta pada Presiden Jokowi untuk mendengarkan kami rakyatmu,” katanya.
Sedangkan orator lainnya Ustadz Ansyori menyatakan, manusia di muka bumi ini harus beriman kalau tidak maka akan saling membunuh. Kenapa manusia saling menghilangkan nyawa manusia yang lain, karena mereka tidak beriman. “Itulah yang terjadi dengan Muslim Uighur, dimana rasa keimanan kita. Rebut kembali kekuasaan untuk menghentikan tindakan komunis Cina tersebut,” katanya.
Ia mengatakan Pemerintah Indonesia malah dilecehkan negara-negara Internasional yang memiliki mayoritas Muslim terbesar di dunia. Menurut dia, Indonesia tidak memposisikan dirinya sebagai negara besar yang dapat berperan aktif menghentikan kesewenang-wenangan terhadap Muslim di Uighur.
Ia bersyukur masih ada anak-anak muda Muslim di Indonesia yang masih peduli dengan sesama Muslim dunia lainnya seperti di Uighur. Kepedulian umat Islam dengan saudaranyanya sesama umat Islama sangatlah penting. Muslim di Uighur tidak bisa shalat, dan mengerjakan syariat Islam, karena kekejamanan komunis Cina.
Menurut dia, umat Islam yang ada di Indonesia harus mendoakan umat Muslim Uighur, dan turut membelanya hingga bisa berangkat ke negera tersebut. "Antum anak muda siap berangkat, siap berangkat (membela Muslim Uighur)?" tanya Ustadz Ansyori dijawab siap dan takbir peserta aksi.
Sedangkan Abdurrais dari FKAR Lampung mengatakan, umat Islam di Indonesia adalah umat Muslim terbesar di dunia. Tanah dan langsit di Indonesia sama dengan tanah dan langit di Uighur. "Pantaskah kita untuk tidak berbelasungkawa atas yang terjadi saudara kita di sana. Adakah getaran hati untuk membela saudara sesama Muslim," ujarnya.
Aksi Bela Muslim Uighur di Lampung tersebut juga menyediakan donasi keliling yang digagas Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung. Para relawan ACT Lampung dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) berkeliling ke peserta aksi untuk menggalang dana yang akan disalurkan kepada Muslim Uighur dengan segera.
http://bit.ly/2ShfsYw
December 21, 2018 at 09:30PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2ShfsYw
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment