Sunday, January 13, 2019

WHO Anjurkan Masyarakat Aceh Jauhi Monyet

Bakteri malaria mulai menjangkiti monyet di Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), menganjurkan masyarakat Aceh menjauhi satwa monyet. Anjuran ini disampaikan WHO terkait kekhawatiran infeksi malaria yang ditularkan dari monyet ekor panjang (Plasmodium knowlesi).

"Itu adalah pesan dari tim WHO dari Jakarta saat turun ke Aceh Barat pada 9 Januari 2019, menindak lanjuti temuan dua kasus malaria monyet pada 2018," kata Kepala Dinas  Kesehatan Aceh Barat, T R Ridwan, MKes, di Meulaboh, Ahad (13/1).

Saat berkunjung ke Aceh Barat pada Rabu (9/1), tim WHO itu menganjurkan masyarakat Aceh membatasi dan tidak berinteraksi langsung dengan berbagai jenis kera atau pun monyet, karena bakteri malaria mulai menjangkiti monyet di Aceh.

Ridwan menyatakan, untuk meredam wabah bakteri itu, WHO telah melakukan kajian dari temuan kasus di Aceh Barat yang menjangkiti dua warga, pasangan suami istri yang terinfeksi saat beraktivitas di hutan, beruntung nyawa keduanya berhasil diselamatkan.

Tim WHO ini merekomendasikan kepada Dinkes Aceh Barat agar menganjurkan masyarakat Aceh secara umum untuk membatasi ruang interaksi dengan berbagai jenis monyet karena dapat berpotensi menjangkit seluruh jenis kera di Aceh.

"Rekomendasi ini diberikan karena mereka (tim) melihat langsung interaksi manusia dengan kera di jalan Gunung Geurute, Kabupaten Aceh Jaya. Tidak boleh bersentuhan langsung fisik manusia dengan monyet, karena potensi itu ada," ujar Ridwan.

Kunjungan WHO ke Aceh Barat bersama tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melakukan diaognosa kasus malaria monyet yang menyerang dua warga di Desa Meutulang, Kecamatan Panton Reu, Aceh Barat pada 28 November 2018.

Ridwan mengemukakan, tim kesehatan yang telah berkunjung ke Aceh Barat tersebut terdiri dari WHO Perwakilan Jakarta, perwakilan Unicef Aceh, Kemenkes RI, dan perwakilan Tim Komisi Ahli Pusat.

"Tim WHO memberikan atensi juga kepada kita yang cepat dan tanggap sehingga kedua pasien bisa terselamatkan. Potensi kematian penyakit ini sangat tinggi, keluhan pasien yang kita temukan lebih parah dari keluhan penyakit malaria umumnya," katanya.

Dari hasil diskusi pihaknya dengan tim dari Jakarta tersebut, masih menyatakan bahwa malaria ditularkan dari monyet ekor panjang itu masih tergolong langka di Indonesia, sehingga ada wacana akan diberi nama khusus untuk malaria monyet tersebut.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2Hch6cM
January 13, 2019 at 06:22PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Hch6cM
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment