Sunday, April 28, 2019

Azerbaijan Siap Sambut Wisatawan Muslim

Azerbaijan miliki tempat-tempat bersejarah peninggalan Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Azerbaijan terletak di persimpangan antara dua kebudayaan dunia Eropa dan Asia, dan memiliki tempat-tempat bersejarah peninggalan Islam yang patut dikunjungi oleh para peziarah. Selain itu negara ini mempunyai kekayaan sumber alam.

Koridor Trans-Kaukasia dan infrastruktur yang tersedia di Azerbaijan menghubungkan Eropa dengan negara-negara Kaukasus dan Asia Tengah.

Negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet ini berbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia di barat, dan Iran di selatan. Negara yang berbentuk republik ini memiliki luas 86,6 ribu km2 dan populasi sekitar 10 juta merupakan sebuah negara dengan iklim dan alam yang unik.

Azerbaijan pertama kali berdiri sebagai sebuah negara Muslim pada tahun 1918 tetapi pada tahun 1920 ini bergabung dengan Uni Soviet dengan nama Republik Sosialis Soviet Azerbaijan. Setelah Uni Soviet runtuh tahun 1991, Azerbaijan kembali menjadi negara merdeka.

Baku adalah ibu kota sekaligus kota terbesar Azerbaijan. Penduduknya berjumlah lebih 2 juta jiwa. Berada di pantai Semenanjung Ab'eron bagian selatan, kota ini terdiri atas dua bagian utama: Pusat Kota dan Kota Dalam. Baku adalah salah satu kota tertua dan terbesar di Timur.

Pada tahun 2007, menteri budaya dari negara-negara anggota Organisasi Kerja sama Islam menyatakan Baku sebagai ibu kota Budaya Islam pada tahun 2009. Kota Dinding Baku - bersama dengan Istana Shirvanshah dan Qiz Qalasi didaftarkan ke Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000. Menurut peringkat Lonely Planet, Baku merupakan salah satu dari 10 tujuan teratas di dunia.

Kedutaan Besar Azerbaijan di Jakarta akan menyelenggarkan resepsi terkait dengan hari ulang tahun ke-101 Republik Demokratik Azerbaijan dan 100 tahun Dinas Diplomatik Azerbaijan.

Dalam suatu kesempatan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Azerbaijan, Ruslan Nasibov, menceritakan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negaranya selama sedikitnya satu dekade belakangan dan hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Secara khusus dia menawarkan para pelancong untuk mengunjungi sejumlah peninggalan bersejarah di negaranya.

"Orang-orang Indonesia bisa pergi ke Azerbaijan untuk berziarah dengan fasilitas visa on arrival," kata Ruslan. "Lebih 3 juta orang Azerbaijan pergi ke luar negeri antara lain untuk berlibur dan berbisnis."

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2GCtmzQ
April 28, 2019 at 07:09PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GCtmzQ
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment