REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA —Kabupaten Sumbawa memiliki empat komoditas pertanian unggulan. Yakni sarang burung walet, akar jarak merah, daun sisal dan bungkus. Hal ini berdasarkan data lalulintas dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di Karantina Pertanian Sumbawa yang sampaikan Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian, Ali Jamil.
"Meski masih banyak yang belum dikirim langsung lewat Sumbawa, semoga upaya silaturahmi kita ini membuahkan hasil," ungkap Jamil, Kepala saat lepas ekspor komoditas pertanian di kantor bupati Sumbawa, NTB, Kamis (30/5).
Pada 2018 ekspor jagung dari Sumbawa mencapai 109.800 ton atau senilai Rp. 384,3 miliar. Sedangkan sarang burung walet dominan dikirim ke Tiongkok namun via Surabaya sebanyak 8,14 ton senilai Rp. 122,1 miliar ; akar jarak merah yang banyak dimanfaatkan untuk kesehatan asal Kabupaten Dompu dan Bima, dengan nilai ekspor Rp. 330 juta tujuan Prancis, Jerman dan Australia via Denpasar.
Ada lagi yang potensi yang khas yakni Daun sisal ( Agave sisalana), komoditas yang memiliki serat yang kuat ini banyak berasal dari Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Di negara tujuan ekspornya banyak digunakan sebagai tali tambang kapal, walpaper, bahan tekstil, karpet dan kerajinan. Pada 2018 total ekspor sebanyak 74 ton atau senilai Rp. 1,274 miliar. Juga yang khas adalah daun bungkus, digunakan untuk herbal diekspor ke Jepang dan Timor Leste via kantor pos. Pada 2018, pengiriman hanya 2 kg namun senilai Rp. 80 juta.
Jamil juga memaparkan upaya strategis yang dilakukan untuk peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian yakni, pertama dengan meningkatkan jumlah eksportir terutama di kalangan Generasi Millenial Bangsa; kedua dengan meningkatkan diiversifikasi atau keberagaman komoditas/produk dengan minimal produk setengah jadi, contohnya seperti daun sisal tadi, baiknya diekspor sudah dalam bentuk tali tambang kapal dan sebagainya.
Selanjutnya, langkah strategis ketiga yakni dengan peningkatan frekwensi pengiriman komoditas pertanian; keempat dengan meningkatkan volume komoditas dan terakhir adalah membuka akses pasar kenegara- negara tujuan ekspor lainnya. "Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, Barantan terus lakukan upaya membuka akses pasar dengan lakukan harmonisasi aturan perkarantinaan di negara-negara tujuan ekspor baru," tambahnya.
Kepala Karantina Pertanian Sumbawa, Ida Bagus Putu Raka Ariana, menambahkan, bahwa selain lima komoditas unggulan tersebut, masih ada potensi lain yang dapat dikembangkan yakni sapi potong, kerbau potong, kuda potong, madu, susu kuda liar, kopi tepal, bawang merah dan porang.
Pada acara yang dihadiri oleh Bupati Sumbawa, H.M Husni Djibril, B.Sc. Kementan melepas ekspor sarang walet sebanyak 23 kg tujuan Hongkong via Surabaya senilai Rp. 345 juta. Juga akar jarak merah sebanyak 2 kg tujuan Paris via Denpasar senilai Rp. 4 juta. Total nilai ekspor dari Sumbawa hari ini sebesar Rp. 349 juta.
Husni, dalam sambutannya mengapresiasi upaya Kementan dalam mendorong produk lokal tembus pasar manca negara tersebut. Pihaknya melalui SKPD siap mendorong para calon eksportir dalam meningkatkan geliat pertumbuhan ekonomi lewat komoditas pertanian unggulan diwilayahnya.Ekspor merupakan salah satu cara agar petani dan peternak mendapatkan harga yang pantas, sehingga kesejahtaraan dapat terdongkrak.
http://bit.ly/2EI9xXI
May 30, 2019 at 03:31PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2EI9xXI
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment