REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit jantung koroner terjadi karena adanya aliran darah ke jantung yang terhambat akibat penumpukan plak pada pembuluh darah koroner. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya infark miokard atau serangan jantung.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, hampir 40 persen penderita penyakit jantung berada pada rentang usia 44 tahun ke bawah. Sebanyak 22 persen di antaranya masih berada dalam usia produktif. Data Departemen Kesehatan pada 2014 juga menunjukkan bahwa Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.
Cara terbaik untuk menghindari dampak buruk dari serangan jantung adalah dengan melakukan pencegahan. Upaya pencegahan serangan jantung bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu modifikasi pola makan, olahraga dan berpuasa.
Salah satu anjuran terkait pola makan adalah konsumsi lebih banyak serat dan protein nabati dibandingkan karbohidrat dan lemak. Konsumsi garam dan gula juga perlu dibatasi agar tidak berlebih. Batasan konsumsi gula menurut Kementerian Kesehatan RI adalah tidak lebih dari 50 gram, sedangkan batasan konsumsi garam adalah tidak melebihi 5 gram. Sedangkan batasan lemak adalah tidak melebihi 5 sendok makan minyak.
Jumlah air putih yang diminum dalam satu hari sebaiknya tidak kurang dari 3 liter. Jumlah ini bisa dicapai dengan meminum satu gelas per jam dengan ukuran gelas yang setara dengan gelas plastik kemasan air mineral.
"Selain memperhatikan pola makan, rutinlah berolahraga," papar Health Claim Senior Manager Sequis dr Yosef Fransiscus dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id.
Olahraga sebaiknya dilakukan sebanyak 3-5 kali dalam satu minggu dengan durasi sekitar 60 menit. Pilih jenis olahraga yang tidak terlalu memberatkan tubuh, khususnya bagi orang-orang yang sudah menderita penyakit jantung, karena dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah.
"Jika sudah pernah terkena penyakit jantung maka sebaiknya menghindari olahraga yang kompetitif seperti futsal, basket, tenis, dan sejenisnya," lanjut Yosef.
Jenis olahraga yang disarankan adalah olahraga yang terarah, terukur dan //low impact//. Beberapa contohnya adalah yoga, pilates, bersepeda, jalan kaki dan berenang. Olahraga-olahraga yang dapat memicu pelepasan hormon endorfin ini adalah olahraga terbaik untuk penyakit jantung. Bagi orang-orang yang sudah menderita penyakit janutng, intensitas olahraga perlu disesuaikan dengan kemampuan diri.
Puasa makan sebanyak satu kali dalam seminggu juga dapat menjadi salah satu upaya mencegah penyakit jantung. Puasa makan satu kali seminggu dinilai baik karena dapat memberikan kesempatan bagi lambung dan usus menjadi bersih, sehingga nanti dapat memproses makanan dengan baik.
https://ift.tt/2KTfbbg
December 05, 2018 at 05:24PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2KTfbbg
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment