Friday, December 7, 2018

Gubernur Emil Resmikan Tim Jabar Saber Hoaks

Berita hoaks tak jarang membuat situasi dan kondisi menjadi tak kondusif

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG----Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan terbentuknya tim Jabar Sapu Bersih (Saber) Hoaks di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (7/12). Menurut Ridwan Kamil, 90 persen personel tim ini merupakan anak milenial yang ahli di bidang Information Technology (IT). "Tugasnya memverifikasi permohonan masyarakat juga merilis secara rutin tanpa diminta berita berita yang beredar di Jabar yang diasumsikan Hoaks," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai peluncuran Jabar Saber Hoaks.

Emil memastikan, Jabar Saber Hoaks ini bakal membentengi masyarakat dari berita bohong yang beredar di Jabar. Terlebih yang dilakukan oleh warga Jabar. "Atau korban korbannya juga pihak rakyat dari Jabar,"  katanya. Menurut Gubernur Emil, berita hoaks tak jarang membuat situasi dan kondisi menjadi tak kondusif. Bahkan, perang dunia ke-2 tahun 1939-1945 tercetus karena adanya rekayasa informasi. Kematian masal warga sipil pun tak dapat dihindarkan, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir. Saat itu, sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa tewas. "Itu berawal dari serangan Jerman ke Polandia, dan itu gara gara hoaks. Jadi diberitakan seola-olah ada tentara Polandia yang akan menyerang Jerman, disampaikan militer Jerman ke Hitler," paparnya.

Menurut Gubernur Emil, pada bulan Oktober lalu, warga Jawa Barat pun dihebohkan dengan berita hoaks yang mengabarkan adanya penganiayaan kepada salah satu aktifis perempuan di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. Saat merebaknya kabar bohong tersebut, ia pun malah mendapatkan getahnya. "Sebagai mantan walikota dibully saya, dimarahi. Kenapa itu di komplek militer bisa kecolongan? Ternyata hoax. Ini yang menjadi atensi kita," katanya. Kendati begitu, menurut Emil, dibentuknya Jabar Saber Hoaks juga dengan harapan menjadikan masyarakat lebih produkif. Demikian, tak lagi membahas berita yang diragukan keakuratannya.

"Waktu yang seharusnya kita pakai untuk hal hal produktif menjadi habis hanya untuk membahas yang tidak perlu dibahas, yaitu berita berita bohong. Saya kira itu," katanya. Suatu saat, kata dia, tim ini akan dibubarkan ketika masyarakat Jabar sudah benar-benar mampu memilah informasi yang bohong dan yang akurat. Adapun yang dimaksud hoaks, menurut dia, tak hanya sekadar tulisan. Tapi juga bisa dilakukan melalui foto atau gambar. "Sampai suatu hari lembaga ini akan dibubarkan pada tahap kita meyakini bahwa masyrakat Jabar sudah tangguh sudah naik kelas menjadi masyarakat yang melek literasi dan anti hoaks," paparnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadiskominfo) Jabar Hening Widyatmoko mengatakan pihaknya  pun ikut andil untuk menyukseskan tim Jabar Saber Hoaks. Di mana berlaku sebagai lembaga atau rumah untuk program ini. "Kami menganggap perlu melibatkan pihak lain yang memang punya idealisme punya satu misi untuk membantu provinsi," kata Hening. 

Menurut Hening, tim ini sangat diperlukan dan sejauh ini belum ada inisiatif dari provinsi lain yang membuat program serupa untuk menangkal berita hoaks. Karena itu, ia mengklaim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sebagai pelopor membentuk tim ini. "Mudah-mudahaan ini juga inline dengan keinginan pak gubernur terhadap kebutuhan Jabar digital. Jadi salah satunya seperti ini digarap," katanya. Tiga tugas tim ini, kata dia,  memantau, mengklarifikasi, dan mengedukasi. Mengenai klarifikasi, merupakan counter untuk berita hoaks tersebut. "Kalau ditemukan berita hoaks, maka dicari berita yang asli sehingga masyarakat tau ini hoax. Ada unit unit yang menyampaikan infirmasi itu," katanya.

Menurut Hening, program ini akan menyadarkan publik bahwa hoax itu sudah membahayakan. Jadi, nantinya bilamana masyarakat tidak sadar bisa ikut terlibat. Tim ini dapat membantu meneruskan penindakan hukum para pelaku penyebar hoaks kepada Aparat Penegak Hukum (APH). Kalau represif, kata dia, nanti ia akan meneruskan ke kepolisian. Jadi kepolisian menjadi bagian dari eksternalnya. "Yang bisa membantu proses hukum diperlukan maka penegakkan hukum akan dilakukan pihak kepolisian,"  katanya.

Untuk masyarakat yang hendak melaporkan berita rekayasa kepada tim ini bisa melalui akun Whatsaap maupun Line di nomor 082118670700. Atau, melalui akun media sosial Facebook: Jabar Saber Hoaks. Juga Instagram dan Twitter: @jabarsaberhoaks. 

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2EjkD6L
December 07, 2018 at 04:43PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2EjkD6L
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment