REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bencana tsunami yang melanda Banten turut berdampak pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, hal tersebut perlu menjadi perhatian investor. Dia pun mendorong pelaku usaha untuk mengasuransikan asetnya.
"Tidak semua harus penyelesaian pemerintah. Asuransikanlah modalmu. Sehingga kalau datang tsunami atau ombak ya ada yang menanggung," kata Darmin di Ciampea, Kabupaten Bogor pada Rabu (26/12).
Darmin mengatakan, pengusaha adalah orang yang kerap bergelut dengan risiko. Oleh karena itu, dia menyebut pengusaha pun sudah memahami cara menangani risiko tersebut.
Ditemui terpisah, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menjelaskan, dari 1500 hektare wilayah KEK Tanjung Lesung sudah terbangun sekitar 154 hektare. Daerah yang terdampak tsunami adalah seluas 8 hektare.
Dia menyebut, pengelola KEK Tanjung Lesung yakni PT Banten West Java Tourism Development juga telah melakukan kalkulasi kerugian sementara yakni sebesar Rp 150 miliar. Enoh menegaskan, hal itu akan ditanggung sepenuhnya oleh pengelola.
"Kalau dalam kawasan itu tanggung jawab pengelola bukan tanggung jawab pemerintah," kata Enoh.
Dalam keterbukaan informasi PT Kawasan Industri Jababeka Tbk yang merupakan induk PT Banten West Java Tourism Development, disampaikan perseroan saat ini masih fokus melakukan penanganan pascabencana serta mengidentifikasi kerugian.
GM Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Muljadi Suganda menyampaikan, bencana tersebut menyebabkan kerusakan hotel, properti, dan beberapa aset di kawasan pariwisata Tanjung Lesung. Sehingga, ujarnya, perseroan pun belum dapat beroperasi hingga waktu yang belum ditentukan.
"Kami akan mengumumkan informasi tentang jumlah kerugian perseroan jika telah menginventarisasi dan mengidentifikasi secara menyeluruh," kata Muljadi.
http://bit.ly/2V9rJzY
December 26, 2018 at 07:25PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2V9rJzY
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment