REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan peristiwa kerusuhan di daerah Ciracas, Jakarta Timur beberapa waktu lalu bukan polemik antara TNI dan Polri. Ia mengatakan peristiwa itu dilakukan oleh oknum.
"TNI dan Polri satu, dalam arti sama-sama menjadi alat negara untuk menjaga negara dari berbagai ancaman," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (17/12).
Dia mengatakan pascaperistiwa di Ciracas, soliditas TNI-Polri tidak perlu terganggu karena kerusuhan tersebut terjadi karena oknum, bukan atas nama institusi. Menurut dia, masing-masing institusi memiliki komandan dan kalau ada oknum yang mengingkari soliditas dan bersatunya keduanya, maka harus ditindak.
"Jangan ada pengertian seakan-akan Polri-TNI tidak satu, itu tidak benar. Itu adalah suara yang ingin negeri kita tidak aman," ujarnya.
Wiranto juga meminta agar kasus di Ciracas tersebut diusut tuntas dan ditindak dengan hukum yang ada.
Sebelumnya, Polsek Ciracas diamuk kalangan massa pada Selasa (11/12), diduga akibat aksi pengeroyokan dua anggota TNI oleh tukang parkir di pertokoan Arundina, Jakarta Timur. Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur sudah membentuk tim khusus memburu massa yang mengamuk di Polsek Ciracas, tim berasal dari Polri dan belum melibatkan TNI.
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan institusinya masih dalam penyelidikan untuk mengidentifikasi pelaku.
https://ift.tt/2Lo6Lc4
December 17, 2018 at 03:23PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Lo6Lc4
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment