REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraah sesama umat Islam) adalah modal penting dalam membentengi umat dari ancaman akidah-akidah yang menyimpang.
Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat, Tasyrifin Karim, mengatakan setidaknya ada tiga gerakan yang perlu diwaspadai oleh umat Islam saat ini, yaitu gerakan Yahudi, gerakan Nasrani, dan pemahaman-pemahaman menyimpang yang datang dari Barat.
"Tiga inilah yang mungkin menjadi tantangan yang harus dihadapi bagi umat Islam," kata dia dalam Sarasehan bersama puluhan perwakilan Ormas Pemuda Islam di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/12) yang digelar Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Karena itu, dia berharap umat bisa membentengi diri dari segala pemahaman sesat tersebut, salah satunya bisa dilakukan dengan cara memperkuat ukhuwah Islamiyah.
"Jadi bagaimana umat ini punya pertahanan dan mudah-mudahan pemuda ormas-ormas Islam ini juga bisa mensosialisikan di internal mereka di organisasi pemuda," katanya.
Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Pusat, Ustadz Abu Deedat menjelaskan bahwa jika ukhuwah Islamiyah tidak berjalan dengan baik, akan sangat mudah bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk memurtadkan umat Islam.
"Oleh karena itu perlu diperkuat juga akidah," ujarnya saat ditemui usai menjadi pembicara dalam sarasehan tersebut.
Menurut dia, penguatan ukhuwah Islamiyah memiliki korelasi dengan penguatan akidah umat Islam. Karena itu, kata dia, kedua hal itu sangat penting dilakukan agar umat tidak jatuh dalam kesesatan. "Dua hal inilah yang sangat penting," katanya.
Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini menuturkan, dalam internal umat Islam penguatan memang sangat diperlukan saat ini. Umat juga harus diberikan pemahaman tentang bahaya aliran menyimpang atau pun kristenisasi yang terjadi di beberapa daerah Indonesia.
"Jadi, ke dalam perlu penguatan sebagai bentuk pembinaan. Ke luar, perlu penguatan sebagai bentuk perlawanan terhadap gerakan-gerakan yang ingin merusak. Jadi dua hal ini harus jalan. Jadi dakwah ke dalam dan ke luar," jelasnya.
Kendati demikian, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Abu Deedat juga menyadari bahwa umat Islam tidak hanya perlu memperkuat ukhuwah Islamiyah, tapi juga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).
"Kita menyadari di negeri kita ini tidak hanya umat Islam saja tapi juga umat lain, makanya juga diperlukan ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah itu," katanya.
Lebih lanjut, Tasrifin mengatakan sarasehan kali keempat ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat persaudaraan antarsesama umat Islam untuk membentengi akidah umat.
Dia mengatakan pemilihan tema 'Kuatnya Ukhuwah Islamiyah, Benteng Akidah Umat', Karena, saat ini banyak pemurtadan atau pemahaman yang menyimpang di Indonesia.
"Ini dalam rangka pembekalan buat pemuda-pemuda Islam untuk meningkatkan ukhuwah. Kemudian akidah juga perlu dibentengi karena banyak penyimpangan atau usaha pemurtadan yang terjadi di mana-mana," ujar Tasyrifin saat ditemui Republika.co.id di sela-sela sarasehan, Rabu (12/12).
Menurut dia, biasanya pihaknya mengundang sekitar 30 perwakilan organisasi pemuda Islam dalam setiap pelaksanaan kegiatan tersebut.
Namun, yang datang secara rutin hanya sekitar 20 perwakilan dari berbagai ormas Islam. Dalam kegiatan tersebut, para peserta tampak aktif menyampaikan pendapatnya tentang penguatan ukhuwah Islamiyah.
https://ift.tt/2SG87l2
December 12, 2018 at 07:22PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SG87l2
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment