Monday, December 3, 2018

Oesman Sapta: Manfaatkan Ponsel untuk Memperkuat Persatuan

Berbagai ideologi mudah tersebar ke seluruh anak bangsa melalui telepon seluler.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tujuh ratus orang dari Himpunan Putra-Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad), putra-putri Polisi, dan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia, memenuhi Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (3/12). Mereka berada di gedung yang biasa digunakan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk mengikuti Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengapresiasi peserta sebab mereka mempunyai pandangan dan komitmen untuk menjaga ideologi bangsa dan negara. ”Ini yang harus diperkuat,” ujarnya seperti dalam siaran pers. Apalagi di era berbagai ideologi mudah tersebar ke seluruh anak bangsa  melalui telepon seluler (ponsel).

Pria yang juga menjadi Ketua DPD itu menyebut ponsel merupakan sarana yang  dapat memudahkan pekerjaan namun sekaligus juga bisa menjerumuskan. Dengan ponsel pengguna dapat berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja.

Pengguna dapat membaca berita dari mana saja bahkan berbarengan dengan saat kejadian. Pengguna tidak hanya bisa membaca berita kiriman namun juga mampu menyebar berita atau informasi, entah itu fakta ataupun ilusi.

“(Ponsel) bisa menjadi penyebar kebaikan sekaligus  berpotensi  penebar kebohongan,” ungkapnya.

Pria asal Kalimantan Barat menegaskan agar ponsel dapat digunakan untuk memperkuat persatuan melalui  jejaring  media sosial. Sementara tantangan negatif penggunaan ponsel itulah yang menurut Oesman Sapta membuat MPR semakin yakin penguatan nilai-nilai kebangsaan mutlak untuk dilakukan. 

“Kami  tidak  ingin  generasi  penerus  tidak mengenal  dan  mengerti  ideologi  bangsa  dan negara,” paparnya. Dijelaskan, tidak  ada  satupun negara  yang  kuat  tanpa  ideologi. Negara juga tidak dapat berdiri jika rakyatnya tidak memahami dan  mengimplementasikan ideologinya.

Keberadaan Indonesia yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan adat istiadat merupakan kekayaan. Namun diingatkan, keberagaman itu apabila tidak dikelola dengan persatuan justru bisa menjadi pemecah bangsa.

“Tanpa persatuan mustahil ada kesejahteraan dan pembangunan,” tegasnya.

Ketua umum organisasi Hipakad Hariara Tambunan mengucapkan terima kasih bisa bekerja sama dengan MPR untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan kebangsaan kepada para peserta. Diakui meski Indonesia sebagai rumah bersama di mana beragam suku, bahasa, dan agama hidup tersebar di ribuan pulau di bawah naungan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika namun bangsa ini tidak lepas dari berbagai ancaman persatuan dan kesatuan.

“Ancaman ini khususnya menyasar generasi muda,” paparnya. Untuk itulah Sosialisasi Empat Pilar menurutnya perlu dilakukan.

Dalam kesempatan tersebut, Hariara juga mengajak kepada peserta acara itu untuk memerangi hoaks. Dirinya mengharap nilai-nilai yang didapat harus diimplementasikan dalam keseharian. “Jangan diingat dan dipahami hanya di dalam gedung ini saja," ucapnya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2zFTh7c
December 03, 2018 at 07:00PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2zFTh7c
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment