REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kadipaten Pakualaman akan menggelar Dhaup Ageng, yaitu perkawinan Putra Mahkota KGPPA Paku Alam X, Bendera Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya. Prosesinya telah dimulai sejak 24 Desember hingga 7 Januari 2019. Sementara, resepsinya akan digelar pada 5 Januari 2019 mendatang.
Ketua Umum Dhaup Ageng, KPH Indrokusumo mengatakan, Dhaup Ageng ini diselengarakan dengan mengikuti tata cara yang berlaku di Pakualaman. Hal ini terlihat dari upacara panggih dan resepsi yang dilaksanakan di bangunan utama Pura Pakualaman yaitu di Bangsal Sewatama.
"Ini budaya dari leluhur yang sudah dilakukan sebelumnya, dan kami melestarikan adat istiadat ini. Dan ini harus kita laksanakan," kata Indrokusumo, di Kepatihan Pakualaman, Yogyakarta.
Indrokusumo menjelaskan, sebelum upacara panggih, akan dilaksanakan akad nikah di Masjid Besar Pakualaman. Masjid ini sendiri berada di sisi barat daya Pura Pakualaman.
Pada Upacara panggih, mempelai akan menggunakan tata rias penganten Paes Ageng yang berkiblat pada tata rias Keraton Ngayogyakarta. Namun, hal itu tetap akan mengedepankan ciri khas tata rias pengantin gaya Pakualaman.
Persiapan menuju Dhaup Ageng telah mencapai 90 persen. "Kita sudah siapkan perlengkapannya semua," kata Indrokusumo.
Dalam hajad besar ini pun tidak akan diadakan kirab atau arak-arakan. Sebab, dari KGPPA Paku Alamal X menginginkan untuk melaksanakan acara ini dengan sederhana. Namun tetap dapat disaksikan oleh masyarakat.
"Kita tidak melaksanakan kirab. Beliau menghendaki tidak perlu besar-besaran, tapi tetap pada pakem-pakemnya. Dari Puro ke Masjid itu juga sudah bagian dari kirab," tambahnya.
Sementara itu, Ketua 1 Dhaup Ageng Radyowisroyo mengatakan, motif Batik Surya Mulyarja dipilih menjadi tema Dhaup Ageng kali ini. Surya Mulyarja, lanjutnya, bersumber dari iluminasi naskah Sestradisuhul tahun 1847 yang diciptakan pada masa Paku Alam II.
Saat acara Dhaup Ageng, akan dipergelarkan lima beksan. Pada resepsi 5 Januari 2019, didahulukan dengan menampilkan tiga beksan yaitu Bedhaya Kembang Mas, Beksan Wilayakusumajana, dan Beksan Puri Melati.
Sementara, dua beksan lainnya akan dipergelarkan pada saat Pahargyan, tepatnya pada 6 Januari 2019. Beksan tersebut diantaranya Beksan Golek Prabudenta dan Beksan Lawung Alit.
Radyowisroyo mengatakan, Bedhaya Kembang Mas ini diciptakan khusus oleh KGPPA Paku Alam X untuk kedua mempelai. Bedhaya ini menggambarkan beberapa fase pertemuan calon pengangtin sampai dengan upacara perkawinan.
"Sekaligus berisi harapan dan doa agar pasangan pegantin menjadi pasangan lestari yang senantiasa dikaruniai kesejahteraan dan kemuliaan," lanjutnya.
Tamu undangan yang akan hadir dalam proses resepsi di 5 Januari 2019 sebanyak 750 tamu undangan. Resepsi ini rencanya akan diahdiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Beberapa menteri dan duta besar negara sahabat juga akan hadir. Dan juga perwakilan dari keraton Nusantara. Ada Yogya, Solo, dan Cirebon," katanya.
Pada saat acara Pahargyan, 6 Januari 2019, tamu yang akan hadir yaitu kurang lebih 1.500 tamu undangan. Pada hari ini, tamu dari kalangan masyarakat pun akan hadir.
"Hari kedua kurang lebih 1.500 undangan yang diperuntukkan untuk kalangan masyarakat yang ada di Yogya. Tokoh masyarakat, budayawan, tokoh agama dan juga organisasi," ujarnya.
http://bit.ly/2Rq6z1P
December 27, 2018 at 04:38PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Rq6z1P
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment