REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, merasa heran dengan pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, soal prediksi punahnya Indonesia. Ia pun berseloroh mengajak Prabowo bertaruh rumah pribadi untuk membuktikan pernyataannya tersebut.
"Itu sama saja dengan ancaman serius. Belum ada dalam sejarah modern dalam pemilu yang demokratis, seorang tokoh kalah, lantas negara itu bubar atau punah," tutur Wiranto di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (18/12).
Suatu negara, kata Wiranto, tidak mungkin punah secara tiba-tiba. Pasti ada gejala, indikasi, atau peningkatan eskalasi yang sangat serius, yang mengancam eksistensi negara tersebut. Sebagai Menko Polhukam, ia menjamin Indonesia saat ini dalam kondisi baik-baik saja.
Menurutnya, semua kegiatan penting berskala nasional dapat dikawal dengan baik. Bahkan, sambungnya, Indonesia dinobatkan sebagai negara teraman kesembilan di seluruh dunia oleh survei internasional Gallup Global Law and Order 2018.
Selain itu, Indonesia juga dinobatkan sebagai negara tujuan investasi yang paling menjanjikan kedua setelah Filipina oleh US News pada 2018 ini. Ia juga menuturkan, Indonesia merupakan negara yang kepercayaan rakyat terhadap pemerintahnya diurutan pertama berdasarkan Gallup World Poll tahun 2017.
Karena itu, Wiranto mengharapkan agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pernyataan tersebut. Bahkan, sembari berseloroh mantan Panglima ABRI itu mengajak taruhan Prabowo untuk membuktikan pernyataannya tersebut.
"Kalau sehabis pemilu Prabowo kalah dan Indonesia tetap utuh tidak punah, maka rumah Hambalang diserahkan kepada saya. Sebaliknya, kalau Indonesia punah, maka rumah saya di Bambu Apus diserahkan ke Prabowo. Tapi kalau semua punah, buat apalagi rumah?" kata Wiranto sembari tertawa.
Sebelumnya, pernyataan tersebut disampaikan Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato politik sebagai penutup konferensi nasional (konfernas) Gerindra. Dalam pidatonya itu, mantan danjen Kopassuss ini mengaku kecewa dengan elite politik yang kerap memberikan arahan keliru bagi negara.
Menurut dia, jika sistem keliru itu terus dijalankan maka akan membuat Indonesia menjadi negara lemah. Lebih lanjut, dia memaparkan, hal itu akan berpotensi membuat Indonesia lemah, miskin, tidak berdaya hingga akhirnya punah.
"Sistem ini kalau diteruskan akan mengakibatkan Indonesia lemah, Indonesia semakin miskin, dan semakin tidak berdaya bahkan bisa punah," ujarnya.
https://ift.tt/2S8rCmD
December 18, 2018 at 04:30PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2S8rCmD
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment