REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 122 guguran lava pijar telah dimuntahkan Gunung Merapi selama tiga pekan terakhir. Tidak heran, hingga kini tingkat aktivitasnya masih ditetapkan waspada atau level dua.
Jumlah itu mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama pada April. Itu bisa dilihat dari pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Pasalnya, sepanjang April dengan 127 guguran, baru ada 115 guguran lava pijar untuk periode 1-28 April 2019. Berbeda, justru ada penurunan guguran awan panas pada Mei jika dibandingkan April.
Sebab, pada periode yang sama, Gunung Merapi sudah mengeluarkan 18 guguran awan panas. Sedangkan, tiga pekan terakhir Mei, baru ada tiga guguran awan panas dimuntahkan.
Namun, untuk lava pijar, rata-rata guguran terjauh Mei lebih tinggi jika dibandingkan April. Jika lava pijar terjauh pada April berkisar 1.100 meter, pada Mei semakin rajin mengeluarkan di atas 1.100 meter.
Bahkan, guguran lava pijar sempat mencatat jarak luncur 1.500 meter pada 20 Mei 2019. Lebih lanjut, jumlah guguran berjarak luncur di atas 1.100 terbilang cukup banyak.
Selain itu, jumlah guguran lava pijar harian pada Mei lebih banyak jika dibandingkan April. Sepanjang April, cuma satu kali guguran lava pijar harian mencapai 10 kali yaitu pada 12 April 2019.
Sedangkan, selama tiga pekan terakhir Mei, setidaknya sudah terdapat tiga kali jumlah guguran lava pijar harian mencapai atau melebihi 10 kali. Yaitu, 7 dan 16 Mei dengan 10 kali dan 20 Mei dengan 18 kali.
Pada Selasa (28/5) siang, Petugas PGM Ngepos, Heru Suparwaka melaporkan, cuaca Gunung Merapi cukup cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke selatan, dan barat daya dan barat.
Suhu udara berkisar 20.8-29 derajat celcius, dengan kelembaban udara 22-74 persen. Sedangkan, tekanan udara sekitar puncak Gunung Merapi berkisar 567.6-708 milimeter merkuri.
"Gunung Merapi terlihat jelas, kabut 0-I hingga 0-III, sedangkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan tinggi 20 meter di atas puncak kawah," kata Heru, Selasa (28/5).
Selain itu, terjadi delapan guguran dengan amplitudo 3-55 milimeter dan durasi 25.105 detik. Terjadi pula satu gempa fase banyak dengan amplitudo tiga milimeter berdurasi tiga detik.
Bisa dibilang, hampir setiap hari ada guguran lava pijar yang terjadi, kecuali 2,9 dan 27 Mei 2019. Hal itu cukup menunjukkan tingginya aktivitas guguran yang masih dikeluarkan Gunung Merapi.
Untuk itu, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, masih merekomendasikan radius tiga kilometer dari puncak agar tidak ada aktivitas manusia. Kecuali, penyelidikan BPPTKG atau mitigasi bencana BPBD.
"Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak, dan agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi," ujar Hanik.
http://bit.ly/2QC9UIh
May 28, 2019 at 04:55PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2QC9UIh
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment