REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dua bocah bersaudara yaitu Zaenal Putra (8) dan Syahrul Putra (7) tewas tertimpa tembok pembatas penginapan Makassar Cottage yang runtuh di Jalan Ballangbaru Dalam, Kelurahan Ballangbaru, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/12). Kedua korban tersebut ditemukan pamannya Fadli (20) sudah terjatuh di kanal dengan posisi tergeletak serta tertimbun reruntuhan tembok tersebut sekitar pukul 11.30 WITA.
Melihat kemenakannya mengeluarkan banyak darah sang paman tidak bergerak langsung mengambil keduanya, lalu dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara Makassar. "Saya kerja proyek selokan di belakang, tiba-tiba ada suara keras, baru terdengar suara ribut, lalu saya lari lihat ternyata temboknya runtuh. Dua kemenakan saya jadi korban, lalu saya bawa ke rumah sakit, tapi sudah meninggal duluan," ujar Fadli.
Warga lainnya, Jamal selaku Ketua RT 002/RW 009 Kelurahan Ballangbaru menuturkan, kejadian tersebut begitu cepat dan melihat ada dua anak tergeletak di bawah kanal dengan reruntuhan batu bata. Bercak darah pun masih terlihat di pinggir kanal setempat.
"Sempat anak-anak itu main-main bola di sebelah tapi dilarang neneknya. Keduanya kembali main bola di pinggir kanal, lalu bolanya jatuh ke kanal. Beberapa saat kemudian terdengar suara keras ternyata tembok penginapan Makassar Cottage runtuh dan menimpa korban," ujarnya.
Kapolsek Tamalate Kompol Arif Arifuddin di lokasi kejadian mengatakan pihaknya tetap melakukan penyelidikan terkait dengan peristiwa itu. Polisi menyelidiki apakah ada kelalaian maupun unsur kesengajaan saat kejadian berlangsung atau tidak.
"Kami masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi saat terjadi peristiwa itu. Hasil penyelidikan kita lihat nanti apakah ada unsur kelalaian, maka akan diproses. Pemilik penginapan akan diminta keterangannya," ujar Arif.
Berdasarkan hasil analisa lapangan terlihat tembok dengan panjang sekitar 20 meter dan tinggi 2,5 meter, konstruksinya tidak memiliki tulang besi cor dan terlihat sangat rapuh. Selain itu, ada pengerjaan tembok batu di dalam lokasi penginapan masih sementara dikerjakan buruh bangunan.
"Menurut keterangan warga, diduga ada getaran saat pekerjaan tembok baru tersebut oleh tukang yang sedang memasang batu merah. Semua informasi akan dikumpulkan sebagai bahan penyelidikan," kata Kapolsek Tamalate.
Ibu korban, Asnita (30) mengatakan memang anak-anaknya dititipkan di rumah neneknya saat berangkat kerja di kantin SMPN 24 Makassar, sementara suaminya Hapsa Daeng Ngawing bekerja berjualan bunga.
"Anak dititip sama neneknya kalau kami pergi bekerja. Tadi ditelepon anak kami meninggal tertimpa batu, ternyata kena reruntuhan tembok lalu meninggal," ujarnya bersedih.
Dia berharap polisi dapat menyelidiki penyebab terjadi peristiwa itu hingga membuat dua anaknya meninggal dunia. Pihak keluarga meminta pengelola Makassar Cottage bertanggungjawab atas kejadian itu.
Diketahui pemilik Makassar Cottage adalah Rasul Djalle anak dari Razak Djalle. Saat korban dibawa di rumah duka, tangis histeris menyambut jenazah kedua anak tersebut.
Terlihat ratusan warga ikut mengantar kedua jenazah bocah itu saat diturunkan dari ambulans dengan berjalan kaki sekitar 50 meter, karena rumahnya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
https://ift.tt/2QooRAx
December 11, 2018 at 03:14PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QooRAx
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment