REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Iran menghadapi tekanan dunia internasional terutama AS dan sekutunya. Bagaimanakah negeri para mullah ini bisa bertahan dan tetap eksis mengatasi tekanan tersebut?
Dalam kunjungannya ke Kantor Harian Republika. di Jakarta, Rabu (12/12), Konsulat Budaya Kedubes Iran Mehrdad Rakhshandeh mengatakan, di balik tekanan yang diberikan oleh dunia, Iran berusaha bertahan dengan generasi muda yang dimiliki. Terutama bibit-bibit muda yang telah disiapkan untuk mengembangkan teknologi.
"Tahun ini Iran merayakan Kemerdekaan Revolusi ke-40, kita sangat muda, namun banyak kesulitan yang telah kami lalui seperti embargo dan peperangan, Alhamdulillah, Iran bisa eksis sampai saat ini," jelas dia.
Dia menjelaskan, sebelum negara Barat mengembargo Iran, sebenarnya Iran berhubungan erat dengan Amerika Serikat untuk mengembangkan teknologi nuklir.
Namun saat Iran mendeklarasikan diri sebagai negara Islam, semua negara yang bekerja sama memutuskan angkat kaki dari negara tersebut.
"Isu -isu negatif kemudian bermunculan seperti nuklir yang dimiliki Iran untuk senjata, padahal sebenarnya kami mengembangkan nuklir untuk hal yang lebih positif," jelas dia.
Rakhshandeh yang sebelumnya menjadi konsulat di Cina ini mengatakan negara-negara lain memanfaatkan nuklir untuk hal positif seperti pertanian dan peningkatan ekonomi. Iran pun sebagai negara Islam dan berbudaya timur berharap tidak mengalami ketertinggalan.
Iran berusaha mengembangkan nuklir sebagai teknologi untuk memajukan kesejahteraan negaranya. Menurut dia, Iran tidak memiliki niat sedikit pun untuk menjadikan nuklir sebagai senjata bom atom.
Dalam kunjungan kali ini, Rakhshandeh berusaha meluruskan pemberitaan media yang simpang siur mengenai situasi dan kondisi Iran. Iran saat ini sudah jauh lebih aman dan kondusif.
Berbagai negara sering berkunjung ke negara Iran. Iran juga menggelar berbagai festival termasuk musabaqah Alquran termasuk peserta yang berasal dari Indonesia.
Tak hanya itu saat ini Iran memiliki 30 ribu mahasiswa asing yang mendapat beasiswa murni dari pemerintah Iran. Sebanyak 59 persen di antaranya merupakan mahasiswi.
https://ift.tt/2rwFA5V
December 12, 2018 at 10:17PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2rwFA5V
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment