REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan tren kopi Indonesia meningkat dan membutuhkan sentuhan tangan anak muda untuk mengembangkannya lebih baik lagi. "Masa depan kopi dan perkebunannya di Indonesia sangat bergantung pada energi anak mudanya, kalau berkomitmen, maka akan jaya," kata Bambang dalam acara Sarasehan Kopi Nasional di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/12).
Bambang mengatakan, di tengah tren positif kopi, perkebunan Indonesia dilanda banyak masalah. Banyak pihak yang tidak menginginkan industri perkebunan Indonesia maju.
Banyak cara dilakukan, antara lain mempengaruhi anak muda untuk menentang industri perkebunan dengan alasan merusak hutan atau alasan lain. "Mereka tidak ingin industri perkebunan Indonesia maju supaya mereka dapat harga komoditas dengan murah," katanya.
Bambang meminta mahasiswa pertanian untuk mengembangkan penelitian agar produktivitas kopi Indonesia bisa meningkat. Total luas lahan kopi Indonesia 1,2 juta hektare, dengan potensi produksi 674 ribu ton per tahun.
Selain itu, 96 persen perkebunan kopi di Indonesia merupakan perkebunan rakyat. Petani kopi kebanyakan orang miskin yang tinggal di pedesaan.
"Kopi perlu pengawalan anak-anak muda Indonesia yang ahli untuk tingkatkan kopi," kata Bambang.
Ikatan Alumni Fakultas Pertanian IPB menggelar sarasehan kopi nasional yang dihadiri narasumber Dirjen Perkebunan, Ketua Dewan Kopi Indonesia, dan Rektor IPB. Dekan Fakultas Pertanian IPB, Suwandi menambahkan, kopi mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi generasi muda kini kopi menjadi gaya hidup.
"Produksi kopi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan gaya hidup milenial, ilmu kopi juga berkembang," kata Suwandi.
Sarasehan kopi nasional ini dihadiri para petani dan penggiat kopi. Tersedia juga bazar kopi dari sejumlah kedai kopi yang ada di wilayah Bogor.
https://ift.tt/2QC08ZF
December 15, 2018 at 11:18PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QC08ZF
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment