REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan, On Time Performance (OTP) penerbangan Indonesia mencapai 87 persen tahun ini. Sayangnya, hingga November 2018 OTP baru menembus 78,53 persen.
Kasubdit Sistem Informasi dan Pelayanan Angkutan Udara Putu Eka Cahyadi menjelaskan, OTP tidak hanya menjadi beban dari maskapai penerbangan. Pasalnya, tidak semua hal bisa diawasi oleh maskapai.
"Banyak faktor yang pengaruhi OTP penerbangan seperti cuaca, efisiensi di bandara, navigasi, teknis pesawat. Jadi saling berkaitan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, (20/12).
Maka, kata dia, langkah Kemenhub yakni berkoordinasi dengan pihak maskapai. Kemudian mengatur rotasi pesawat. "Amat sangat banyak komponen yang dipertaruhkan. Kami harap dan sosialisasikan tentang kolaborasi antara bandara, maskapai, pilot, dan lainnya. Kita harus komitmen dengan OTP," tutur Putu.
Ia menyebutkan, tahun depan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menargetkan OTP bisa mencapai 88 persen. "Diharapkan ke depannya OTP kita lebih bagus dari sebelumnya," tegasnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti menambahkan, jalur penerbangan Indonesia cukup sibuk. Pergerakan pesawat di Tanah Air mencapai 6.185 per hari.
Meski begitu, kata dia, saat musim haji OTP penerbangan Indonesia sangat bagus. "Rata-rata OTP maskapai Garuda Indonesia pada fase I keberangkatan haji menembus 96 persen lalu pada fase II mencapai 80 persen. Selanjutnya OTP Saudi Arabian Airlines pada keberangkatan fase I sebesar 93 persen dan fase II 89 persen," jelas Polana.
Sebagai informasi, OTP merupakan kondisi waktu keberangkatan dan waktu kedatangan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Ketapatan waktu penerbangan merupakan salah satu yang memengaruhi kualitas penerbangan di satu negara.
https://ift.tt/2SaQ4Uj
December 20, 2018 at 10:20PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SaQ4Uj
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment