Monday, April 22, 2019

Bank Indonesia Dorong UMKM NTB Go Digital

UMKM dapat dengan mudah bahkan gratis memanfaatkan semua aplikasi berbasis internet

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di NTB untuk memanfaatkan teknologi. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achris Sarwani mengatakan perkembangan teknologi informasi dan jaringan internet terus meningkat pesat.

Achris menyebut jumlah pengguna internet pada Juni 2018 sebanyak 4.208 juta atau 55,1 persen penduduk dunia. Sementara di Indonesia, pengguna internet telah mencapai 54,68 persen atau sebesar 143,26 juta jiwa dari seluruh  penduduk Indonesia. Selain itu, perkembangan penetrasi telepon pintar dan tablet di Indonesia telah mencapai 50,08 persen.

"Kondisi tersebut membawa dampak yang besar terhadap kehidupan sosial manusia. Hampir setiap aktivitas masyarakat didukung akses internet mulai dari chatting, sosial media, search engine, hingga transaksi jual beli," ujar Achris dalam seminar bertajuk "UMKM NTB Go Digital" di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, NTB, Senin (22/4).

Achris menilai, dengan kondisi tersebut mendorong munculnya berbagai aplikasi atau platform berbasis internet termasuk fintech, e-commerce, maupun marketplace, yang menawarkan berbagai pilihan serta dapat mengubah perilaku bertransaksi bagi sebagian masyarakat dari berbelanja secara konvensional menjadi daring (online).

"Hal tersebut juga berpengaruh kepada perkembangan UMKM. Pelaku UMKM dapat dengan mudah bahkan gratis memanfaatkan semua aplikasi berbasis internet," kata Achris.

Oleh karena itu, KPw BI NTB membuat program pengembangan UMKM berbasis digital yang diawali dengan pelaksanaan seminar dengan tema "UMKM NTB Go Digital" sejak Senin (22/4) hingga Rabu (23/4)

Achris menyampaikan dari 405 UMKM yang mendaftar, sekitar 355 UMKM yang lulus kurasi dan diundang menghadiri kegiatan seminar ini. Dari jumlah tersebut, hampir 37 persen peserta memiliki usaha di bidang kuliner dalam kemasan, diikuti usaha bidang kerajinan sebesar 18,5 persen, usaha bidang busana sebesar 16,5 persen, dan usaha lainnya.

Achris menilai kegiatan ini bentuk komitmen BI dalam pengembangan ekonomi dan keuangan figital yang diarahkan pada lima area dengan 5P yaitu permodalan, produk, perdagangan atau pemasaran, lembayaran, dan pengantaran atau logistik.

"Harapan kedepannya BI bersama pemangku kebijakan terkait dapat berkolaborasi dan bersinergi dalam pengembangan UMKM berbasis digital secara end to end," ucap Achris.

Ketua Dekranasda NTB Niken Saptarini Widyawati mengatakan pengembangan UMKM berbasis digital memang harus terus ditingkatkan.

"Para pelaku UMKM juga diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi sehingga mampu mendukung pencapaian NTB maju, gemilang, dan baldatun thayyibatun warabbun ghofur," ujar Niken.

Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah mengatakan Provinsi NTB memiliki kekayaan alam, produk unggulan, dan kuliner, serta didukung juga dengan berbagai produk UMKM NTB yang sangat unik dan berkualitas. Namun begitu, eksistensi produk UMKM NTB di kancah nasional masih perlu ditingkatkan.

Rohmi menyebutkan tingkat pengangguran di NTB cukup rendah yaitu sebesar 3,37 persen, namun demikian angka kemiskinan NTB pada September 2018 mencapai 14,63 persen sehingga dapat disimpulkan produktivitas masyarakat masih perlu ditingkatkan.

"Upaya peningkatan produktivitas tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi," kata Rohmi.

Pada kegiatan tersebut, KPw BI NTB bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) serta didukung berbagai pihak seperti Shopee, Facebook, EUKM.Online, Otoritas Jasa Keuangan NTB, Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik NTB, serta Dinas Perdagangan Provinsi NTB.

Selama dua hari tersebut peserta akan melakukan on boarding di marketplace termasuk aktivasi e-payment dan mendapatkan berbagai materi untuk mendukung on boarding, antara lain terkait teknik fotografi dan teknik editing foto menggunakan ponsel, strategi promosi di sosial media, dan praktek foto produk.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2PoMGV7
April 22, 2019 at 05:47PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2PoMGV7
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment