Sunday, December 2, 2018

Polisi Israel Duga Benjamin Netanyahu Lakukan Suap

Penyuapan terkait dengan pemberitaan positif Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepolisian Israel mengaku tengah menyelidiki temuan atas penyuapan dan penipuan yang mengarah ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara. Ini kasus korupsi ketiga yang dituduhkan ke pemimpin Israel tersebut.

Pada Ahad (2/12), pihak berwenang Israel menuduh Netanyahu telah memberikan bantuan regulasi kepada Bezeq Telecom Israel dengan imbalan memberitakan hal-hal positif tentang dia dan istrinya di situs Walla, yang dimiliki perusahaan tersebut. Netanyahu membantah telah melanggar hukum.

Pada pernyataan gabungan bersama Otoritas Keamanan Israel, kepolisian mengatakan mereka menemukan bukti untuk mendakwa pemegang saham Bezeq atas tuduhan penyuapan. Polisi juga mengatakan mereka dapat menjerat beberapa pejabat di perusahaan tersebut.

"Kecurigaan utamanya adalah perdana menteri menerima suap dan bertindak dalam konflik kepentingan dengan mengintervensi dan membuat keputusan peraturan yang mendukung Shaul Elovitch dan Bezeq dan secara pararel menuntut secara langsung dan tidak langsung mengintervensi konten website Walla dengan cara yang menguntungkan dirinya," kata pernyataan polisi Israel tersebut, Ahad (2/12).

Jika dinyatakan bersalah, Netanyahu yang sudah empat kali menjadi perdana menteri akan menghadapi tantangan terbesar sepanjang karir politiknya. Meski ia mendominasi politik Israel tapi tuduhan polisi terbaru ini datang setelah koalisi sayap kanan yang mendukung Netanyahu kehilangan satu kursi di parlemen.

Juru bicara Netanyahu mengatakan, rekomendasi polisi tidak memiliki dasar hukum. Maka pada akhirnya tidak perlu penyelidikan lebih lanjut.

Keputusan penyelidikan Netanyahu berada di Jaksa Agung Israel. Mereka juga masih memegang nasib penyelidikan dua kasus korupsi Netanyahu lainya.

Pada awal Oktober lalu Sara Netanyahu, istri Benjamin Netanyahu, menghadiri sidang penipuan yang melibatkan namanya. Seperti dilansir Washington Post, Sara didakwa telah membayar tagihan makanan yang dipesan dari koki dan perusahaan katering swasta sebesar 100 ribu AS menggunakan anggaran pemerintah.

Padahal di rumahnya ada koki pribadi yang sudah disediakan otoritas Israel. Kejahatan Sara ini dilakukan antara 2010 sampai 2013. Mantan direktur kantor Perdana Menteri Israel Ezra Saidoff juga dituduh telah melakukan penipuan.

Menurut surat dakwaan polisi yang diajukan pada Juni lalu, Sara dan Saidoff telah memalsukan dokumen yang membuat mereka dapat menggunakan koki dan katering dari luar. Para penyidik juga mengatakan mereka menemukan bukti Sara meminta pegawainya untuk menyembunyikan koki dari luar tersebut dan ia juga sadar memesan makanan dari luar juga melanggar hukum.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2EaFNEl
December 02, 2018 at 05:30PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2EaFNEl
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment