REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biro perjalanan haji dan umrah siap ikut memasarkan wisata halal Indonesia yang diusung pemerintah. Wakil Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Muharom Ahmad menyampaikan selama ini cukup banyak travel atau biro perjalanan umrah yang membawa wisatawan dari Timur Tengah, khususnya Arab Saudi ke dalam negeri.
"Sudah ada sejak dari tahun 90an juga sudah, namun memang belum jadi industri, privat saja, berdasarkan informasi dari mulut ke mulut," kata dia pada Republika, Jumat (8/3).
Wisatawan Arab Saudi, menurut Muharom datang ke Indonesia setelah mengetahui informasi wisata dari biro perjalanan umrah dan haji. Kunci dari upaya peningkatan wisatawan dari negara Arab ini memang pada pemasaran.
Dahulu mereka lebih banyak berkunjung ke Malaysia karena mengenalnya lebih dulu. Seiring dengan waktu, mulai banyak turis Arab yang juga datang ke Indonesia karena referensi dari orang yang sudah pernah liburan.
"Mereka kini sudah sangat familiar dengan Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Padang," kata Muharom.
Karakteristik wisata mereka berbeda dari negara lain. Biasanya, wisatawan Timur Tengah menyukai wisata alam karena mereka tinggal di negara yang kering dan gersang. Sehingga wisata di pegunungan atau bukit menjadi pilihan yang paling laris.
Selain itu, turis Timur Tengah cenderung berwisata dalam waktu lama dan privat. Mereka melancong beregu, umumnya satu keluarga besar untuk menghabiskan waktu bersama.
"Ya seperti Raja Salman yang dulu berkunjung ke Indonesia, lama dan privat, mereka ingin menikmati waktu selama berlibur," kata dia.
Tidak jarang, pengeluaran saat berada di Indonesia pun dalam jumlah tidak sedikit. Muharom mengatakan pemerintah perlu mengetahui karakteristik wisata pelancong dari negara sasaran untuk kemudian diterjemahkan dalam paket wisata.
Saat ini, anggota Asosiasi sudah banyak yang memiliki paket wisata halal ke Indonesia, khususnya dengan tujuan Yogyakarta dan Bali. Meski kontribusinya tidak bisa dirata-ratakan. Muharom mengatakan potensi ini harus terus dikembangkan oleh pemerintah dan diatur secara terintegrasi.
Pihak industri perlu arahan dari pemerintah dan siap menyampaikan strategi atau informasi yang dibutuhkan. Ia mendorong kerja sama untuk membuat program dan pemasaran karena pada dasarnya travel haji umrah adalah biro perjalanan wisata juga.
"Kami juga siap diberdayakan," kata Muharom.
Menurut data Kementerian Pariwisata, tahun lalu ada sebanyak 166.111 wisatawan Arab Saudi berkunjung ke Indonesia. Menurut data yang dirilis Tim Percepatan Pembangunan Wisata Halal dan Visit Wonderful Indonesia, lama tinggal wisman Arab Saudi di Indonesia pada 2016 mencapai 10,83 hari dan Mesir rata-rata 10,47 hari.
Sedangkan Malaysia menghabiskan waktunya di Tanah Air rata-rata hanya 5,12 hari. Sementara itu, pengeluaran rata-rata selama liburan di Indonesia untuk turis dari Arab Saudi sebanyak 2.226,18 dolar AS per orang. Sedangkan turis lain rata-rata 1.293 dolar AS.
https://ift.tt/2VHYlR1
March 08, 2019 at 12:14PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2VHYlR1
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment