REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermain merupakan dunia anak-anak. Permainan yang dilakukan anak-anak biasanya kental dengan daya imajinasi yang luas.
Permainan imajinatif mulai muncul ketika anak memasuki usia 18 bulan. Permainan imajinatif akan menjadi semakin kompleks dan semakin sering dilakukan ketika anak memasuki usia tiga tahun.
Permainan imajinatif ini dominan dilakukan anak berusia tiga-lima tahun atau generasi Alfa. Generasi Alfa merupakan anak-anak yang dilahirkan 2010 ke atas.
"Bermain adalah 'pekerjaan penuh waktu' anak-anak," ujar Vice President Early Learning Centre Lina Paulina dalam diskusi Power of Play, di Jakarta.
Pada usia tiga-lima tahun, anak-anak generasi Alfa akan melalui tiga tahapan bermain yang berbeda. Tahap bermain yang dilakukan anak usia tiga tahun adalah parallel play atau permainan pararel. Pada tahapan bermain ini, anak sudah mulai mau bermain di samping teman dan bisa mulai saling meniru. Akan tetapi, anak tidak berinteraksi dan bermain bersama.
Tahapan bermain pada anak usia empat tahun adalah associate play atau bermain asosiasi. Pada tahapan bermain ini, anak usia empat tahun sudah mulai berinteraksi ketika bermain bersama teman, namun tidak ada tujuan bersama. Interaksi yang terjalin umumnya terbatas pada saling meminjam mainan dan bercerita.
Pada usia lima tahun, anak akan memasuki tahapan bermain cooperative play atau bermain kooperatif. Di tahapan bermain ini, anak akan bermain dengan anak-anak yang lain. Anak memiliki ketertarikan pada aktivitas yang sama dan saling terlibat di dalam permainan.
Senada dengan Lina, psikolog pendidikan sekaligus pendiri Rumah Dandelion Binky Paramitha menekankan pentingnya permainan bagi anak. Pada usia tiga-lima tahun, anak-anak biasanya melakukan permainan imajinatif. Pada anak, bermain dapat mengasah perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, sosial emosional hingga motorik halus dan motorik kasar anak.
Hanya saja, generasi Alfa cenderung memiliki waktu bermain di luar yang lebih sedikit. Di sinilah orang tua berperan memberi kesempatan dan memfasilitasi anak untuk lebih banyak berkegiatan di luar ruangan.
"Luangkan waktu bermain untuk anak," kata Binky.
Selain meluangkan waktu, orang tua juga perlu memberikan pendampingan ketika anak bermain. Orang tua juga sebaiknya memfasilitasi permainan anak dengan perlengkapan.
Perlengkapam untuk bermain anak ini tidak harus selalu berupa mainan mahal. Sebagai contoh, orang tua bisa memanfaatkan kardus untuk menjadi meja kasir ketika anak-anak sedang bermain jual-beli.
"(Peralatan bermain) itu akan sangat menunjang imajinasi," ujar Binky.
https://ift.tt/2TwOj8Q
March 09, 2019 at 02:55PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2TwOj8Q
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment