REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Museum Musik Indonesia (MMI) mengusulkan agar 34 gubernur di Indonesia memberikan apresiasi kepada seniman lokalnya. Karenanya, MMI pun telah menyampaikan data nama-nama musisi yang rekaman karyanya tersimpan di tempat tersebut.
Ketua MMI Hengki Herwanto menerangkan usulan ini bersifat inisiatif yang tidak mengikat dan mungkin belum lengkap mengingat keterbatasan data di MMI. Meski demikian, pihaknya berharap gubernur dapat memilih nama-nama seniman musik, baik tradisi maupun modern. "Untuk diberikan penghargaan sesuai jasanya dalam pemajuan seni musik di masing-masing provinsi," kata Hengki.
Hengki menjelaskan terdapat 358 nama yang disampaikan MMI kepada pimpinan daerah. Dari nama-nama tersebut, kata dia, musisi berdarah Ambon-Maluku yang paling mendominasi. Jumlahnya sebanyak 35 nama baik yang sudah wafat maupun belum.
Dia juga menyayangkan MMI tidak memiliki koleksi rekaman pemusik dari lima provinsi. Daerah-daerah yang dimaksud yakni Bengkulu, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat. Namun kepada empat gubernurnya, MMI tetap menyampaikan usulan untuk memberi penghargaan kepada para musisi lokal yang dinilai telah berjasa.
"Usulan yang disampaikan MMI ini hanya sebagai bahan pertimbangan untuk diadakan evaluasi oleh Gubernur, Dinas Kebudayaan, dan Dewan Kesenian di wilayah masing-masing. Usulan diharapkan bisa membantu evaluasi untuk menentukan nama-nama yang layak memperoleh penghargaan termasuk kemungkinan memilih nama lain yang tidak ada dalam usulan MMI," tambahnya.
Untuk Kota Malang MMI juga menyampaikan 25 nama untuk dipertimbangkan memperoleh penghargaan dari walikota. Sebagian dari mereka sudah meninggal, yakni Sipoet (Band ½ Abad), Mickey Merkelbach (Jaguar, Bentoel, Ogle Eyes), dan Laily Dimjathie.
https://ift.tt/2C68IXl
March 05, 2019 at 01:29PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2C68IXl
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment